Wanita Palestina dari Kamp Pengungsi Al Mughazi Curhat Soal Bantuan Kemanusiaan

- 21 Oktober 2023, 13:52 WIB
Ilustrasi Palestina.
Ilustrasi Palestina. /Reuters/Mohamed Nureldin Abdallah/

"Setiap hari, kami mengira ini akan menjadi hari terakhir kami," kata Qishta, sebagaimana diwartakan Xinhua pada Sabtu.

Baginya, mendapatkan bantuan yang sangat dinanti-nantikan itu juga memberikan secercah harapan untuk berakhirnya konflik.

Baca Juga: Perang Israel dan Palestina, Pejabat AS Ungkap Harapan Soal Rafah

"Mengizinkan bantuan kemanusiaan berarti dunia peduli terhadap kami, dan mereka terlibat dalam negosiasi antara Hamas dan Israel," tuturnya.

Dalam kunjungannya ke perlintasan Rafah pada Jumat, 20 Oktober 2023 lalu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan konvoi besar yang membawa makanan dan obat-obatan adalah "pembeda antara hidup dan mati bagi rakyat (Palestina)."

Namun, sumber-sumber Palestina mengatakan bantuan tersebut hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar warga Gaza, yang membutuhkan sekitar "450 hingga 500 truk makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya setiap hari."

Baca Juga: Deretan Rekomendasi Film Dengan Tema Keberanian dan Perjuangan Masyarakat Palestina

Sumber tersebut mengungkapkan pihak-pihak terkait masih terpecah mengenai bantuan apa dan bagaimana bantuan tersebut akan disalurkan, termasuk tuntutan Israel agar bantuan tersebut tidak sampai ke Hamas dan apakah prosesnya akan berkelanjutan atau hanya sekali saja.

Putaran terbaru konflik Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober lalu, ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap sasaran militer Israel dan kota-kota yang berdekatan dengan Jalur Gaza, yang memicu serangan udara besar-besaran Israel di Gaza.

Konfrontasi berdarah tersebut telah menewaskan lebih dari 5.000 orang di kedua pihak dan mengakibatkan banyak orang lainnya berada dalam krisis kemanusiaan yang parah.***

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah