PBB Menyerah, Tak ada Tempat yang Aman di Gaza

- 8 November 2023, 07:12 WIB
Warga Palestina mengevakuasi lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza tengah, 6 November 2023.
Warga Palestina mengevakuasi lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kamp pengungsi Maghazi di Jalur Gaza tengah, 6 November 2023. /Reuters/Yasser Qudih/

HARIAN BOGOR RAYA - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guteres menyatakan bahwa Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kini tak bisa melakukan apa-apa, situasi di Gaza Palestina saat ini setelah satu bulan Israel melakukan agresi militer di Gaza Palestina kondisinya sangat mengkhawatirkan.

Bahkan Guteres menyatakan jika kini tak ada lagi tempat yang aman di Jalur Gaza. Termasuk tempat yang ada di bawah naungan bendera mereka sendiri. Delain itu serangan Israel terhadap Palestina juga menyasar kepada rumah sakit, warga tak bersenjata, ambulans bahkan terhadap anak-anak. 

"Operasi darat oleh Pasukan Pertahanan Israel dan pemboman yang terus berlanjut menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja dan fasilitas PBB – termasuk tempat penampungan. Tidak ada yang aman," ujar Antonio Guteres dikutip dari Reuters pada Selasa 7 November 2023.

Baca Juga: Kemlu Indonesia Bantah Soal Israel Tuduh RS Indonesia Tampung Hamas

imbas serangan sporadis Israel setidaknya ada 10.022 warga Gaza yang telah terbunuh termasuk 414 anak-anak. Data tersebut dilaporkan oleh kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas.

"Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak . Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari," ucap Guteres kembali. Bahkan 88 staf PBB pun menjadi korban.

Hal itu diakui oleh PBB. Dimana PBB mengaku bahwa staf mereka juga ada yang jadi korban meninggal. Dalam pernyataannya, PBB menjelaskan 88 staf UNRWA juga menjadi korban jiwa di Gaza. UNRWA sendiri merupakan badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Baca Juga: Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia ke Palestina Sudah Tiba di Mesir

Bahkan ada lima orang staf PBB yang terbunuh hanya dalam waktu 24 jam. Ini merupakan catatan tertinggi pada PBB di mana jumlah staf yang menjadi korban jiwa disebut paling tinggi. Karenanya, Guteres meminta agar tidak muncul korban jiwa lebih banyak lagi maka gencatan senjata di Israel dan Palestina harus terjadi.

Halaman:

Editor: Herawati Nurlia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah