Pembesaran Prostat, Rencana Pemimpin Kerajaan Inggris Ditunda Hingga Pengobatannya

- 18 Januari 2024, 16:41 WIB
Raja Charles III.
Raja Charles III. /Tangkapan layar/

Sementara itu, pembesaran prostat jinak (BPE) bukanlah kanker dan biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan, menurut situs NHS.

Penyebab pembesaran prostat jinak tidak diketahui, tetapi diyakini terkait dengan perubahan hormonal seiring bertambahnya usia pria. Gejala pembesaran prostat, antara lain kesulitan buang air kecil, sering ingin buang air kecil, dan kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

 Baca Juga: Happy New Year 2024, Ini Ucapan Selamat Tahun Baru 2024 Bahasa Inggris dan Artinya yang Penuh Semangat

Keseimbangan hormon dalam tubuh berubah seiring bertambahnya usia, dan hal ini dapat menyebabkan kelenjar prostat membesar. Namun, rincian pasti mengenai prosedur yang akan dijalani raja masih belum diungkapkan oleh pihak Istana Buckingham.

Dokter yang menangani pasien dengan pembesaran prostat biasanya akan mengambil keputusan pengobatan berdasarkan seberapa parah gejalanya. Jika bergejala ringan, pengobatan biasanya tidak diperlukan.

Perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan minuman bersoda, membatasi asupan pemanis buatan, dan berolahraga secara teratur, mungkin akan disarankan pada pasien dengan gejala pembesaran prostat ringan.

Baca Juga: 10 Ide Ucapan Selamat Hari Natal 2023 dalam Bahasa Inggris Lengkap Terjemahan Indonesia, Cocok untuk Keluarga 

Namun, jika gejala yang dialami termasuk sedang hingga berat, pasien membutuhkan obat untuk mengurangi ukuran prostat dan mengendurkan kandung kemih mereka.

Meskipun biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan, pembesaran prostat jinak dapat menyebabkan masalah kesulitan buang air kecil atau pengosongan kandung kemih. Terkadang, gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah, seperti infeksi saluran kemih, retensi urin kronis, atau retensi urin akut.

Prosedur di rumah sakit, seperti kasus Raja Charles, biasanya direkomendasikan hanya untuk gejala sedang hingga berat yang tidak merespons pengobatan. Untuk menanganinya, pasien dapat diobati dengan cara pembedahan, perawatan ablasi uap, dan perawatan laser.***

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah