Amerika Serikat Blak-blakan Soal Diplomasi dan Negosiasi Terkait Serangan Israel di Gaza

- 9 Februari 2024, 16:06 WIB
Ilustrasi Amerika Serikat menegaskan dukungan mereka terhadap Israel yang mendapat serangan balik dari Palestina.
Ilustrasi Amerika Serikat menegaskan dukungan mereka terhadap Israel yang mendapat serangan balik dari Palestina. /Routers

HARIAN BOGOR RAYA - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebut, meski dalam keadaan diplomasi yang memanas, pihaknya telah berdialog dengan pemerintah Mesir, Qatar, dan Arab Saudi. Hal itu dikakukan demi memastikan sebanyak mungkin bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza.

Negosiasi Amerika Serikat ditujukan agar mencapai kesepakatan pembebasan sandera dengan balasan penghentian peperangan yang diperpanjang pun masih berlanjut.

Israel menyebut, sekitar 1.200 warganya tewas dan 250 orang lainnya disandera Hamas yang merangsek perbatasan Israel dalam serangan 7 Oktober lalu. Israel memberi perkiraan bahwa saat ini masih ada sekitar 130 sandera ditawan organisasi itu.

Baca Juga: Amerika Serikat-Inggris Serang Beberapa Wilayah Yaman, KBRI Muscat Ungkap Kondisi WNI

Joe Biden sendirii mengakui bencana kemanusiaan besar di Jalur Gaza terjadi akibat serangan Israel ke daerah tersebut dan menegaskan hal tersebut harus dihentikan.

Dalam pernyataan yang diyakini menjadi kritiknya yang paling keras terhadap negara sekutunya itu, Biden meyakini bahwa tindakan Israel di Gaza "sudah keterlaluan."

"Sangat banyak orang tidak bersalah yang kelaparan, sangat banyak orang tidak bersalah yang menderita dan sekarat, dan ini harus dihentikan," kata Biden dalam sambutan yang disiarkan di televisi nasional pada Kamis  8 Februari 2024 waktu setempat.

Baca Juga: Kesaksian Pemimpin Houthi, Siap-siap Bagi Amerika Serikat dan Inggris

Sementara itu, jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel ke Gaza sudah hampir mencapai 30 ribu orang, dan sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang tengah melawat ke Timur Tengah pada Rabu, 7 Februari 2024  mengatakan, respons Hamas terhadap garis besar usulan kesepakatan yang diajukan memberi harapan bahwa kesepakatan dapat tercapai.

Biden mengatakan bahwa Blinken terus "bekerja tanpa lelah" demi mewujudkan sebuah kesepakatan awal yang dapat menjamin penghentian peperangan yang berkelanjutan di Jalur Gaza.

Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Angkat Bicara Soal Warga Israel Duduki Gaza Salah Besar

Terlebih, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut serbuan Israel itu menyebabkan 85 persen populasi Gaza terusir dari tempat tinggalnya, 60 persen infrastruktur Gaza rusak dan hancur, serta menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, serta obat-obatan yang akut.

Selain itu, lebih dari satu juta warga Gaza mengungsi di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir. Meski demikian, perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu justru berencana akan meneruskan peperangan ke Kota Rafah.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby pada Rabu menyebut rencana Netanyahu tersebut akan membawa bencana bagi rakyat Palestina, khususnya yang mengungsi di Rafah.

Baca Juga: Dubes RI untuk Amerika Serikat Dukung Putri Ariani di Semifinal AGT 2023

"Militer Israel punya kewajiban khusus, saat melakukan operasinya di sana ataupun di tempat lain, supaya mereka melindungi nyawa orang sipil yang tidak bersalah, khususnya orang sipil yang mengungsi ke Gaza selatan akibat operasi militer di bagian utara daerah itu," kata dia.

"Apabila tidak ada pertimbangan melindungi masyarakat sipil sebanyak itu di Gaza, operasi militer yang berjalan saat ini akan menjadi bencana bagi mereka, dan itu bukanlah hal yang akan kami dukung," tegas Kirby seperti dilansir Anadolu melalui Antara. ***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x