Ketahui Talasemia dan Pentingnya Skrining Talasemia Sebelum Menikah

10 Mei 2023, 14:03 WIB
Talasemia penyakit keturunan /Biro Komunikasi dan Publikasi Kemenkes RI/

HARIAN BOGOR RAYA - Talasemia mayor terjadi lantaran pernikahan antara dua orang pembawa sifat talasemia atau talasemia minor.

Sementara, talasemia minor sendiri tidak dapat diketahui jika tidak skrining. Pada talasemia minor, umumnya tidak menimbulkan gejala. Skrining sendiri menjadi cara paling efektif guna mencegah lahirnya anak dengan talasemia mayor.

"Pembawa sifat talasemia itu seperti kita, tidak ada gejalanya, tumbuh kembangnya juga relatif normal. Hanya kondisi tertentu mungkin yang kadang mereka memiliki gejala, tetapi hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan skrining. Selama kita tidak melakukan skrining maka risikonya akan terjadi risiko kelahiran talasemia berat selanjutnya," tegas Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Agus Fitrianto.

Baca Juga: Dokter Jelaskan Pentingnya Vaksinasi Bagi Anak dan Orang Dewasa

Secara sederhana, Agus mengatakan ada dua jenis skrining yaitu skrining yang prospektif dan skrining retrospektif.

Skrining prospektif adalah skrining massal yang dilakukan di daerah-daerah yang memiliki angka pembawa sifat talasemia yang tinggi. Skrining ini dimulai dengan pemeriksaan darah sederhana seperti pemeriksaan darah perifer lengkap dan indeks eritrosit.

Apabila hasil skrining menunjukkan adanya anemia dengan mikrositik atau sel darah merah yang ukurannya lebih kecil dari biasanya, maka perlu dicurigai sebagai talasemia minor sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut yaitu analisa Hb.

Baca Juga: Dokter Ungkap Sebab Area Kewanitaan Tidak Wajib Dibersihkan

Sedangkan skrining restrospektif dilakukan pada keluarga inti dari pasien talasemia mayor dan dapat langsung dilakukan dengan menganalisa Hb.

Jika seseorang ternyata diketahui sebagai pembawa sifat talasemia, Agus menganjurkan untuk tidak menikah dengan orang yang juga membawa sifat talasemia, agar tidak lahir anak dengan talasemia mayor.

"Jadi, dengan mengetahui status pembawa sifat talasemia, ini tentunya akan menjadi modal yang bagus untuk merencanakan pernikahan dan pengelolaan kesehatan selanjutnya yang lebih baik," ujar Agus, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Dokter Gizi Ungkap Soal Gula Sebagai Pelengkap Bumbu Masakan

Ia pun menganjurkan skrining talasemia jauh-jauh hari sebelum menikah, untuk mencegah kelahiran anak dengan talasemia mayor.

"Perlu digaris bawahi bahwa skrining itu dilakukan saat usia muda, mungkin idealnya SMP atau SMA, jangan mepet ketika mau menikah," kata Agus dalam diskusi daring, Selasa.

Agus menjelaskan, talasemia adalah kelainan darah ketika sel darah merah tidak sempurna sehingga mudah pecah sehingga menyebabkan anemia kronik. Talasemia mayor sendiri merupakan jenis talasemia berat yang membuat pengidapnya harus menjalani transfusi darah seumur hidup.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler