Dokter Gizi Ungkap Soal Gula Sebagai Pelengkap Bumbu Masakan

- 6 Mei 2023, 07:04 WIB
Ilustrasi gula.
Ilustrasi gula. /Pixabay/moritz320/

HARIAN BOGOR RAYA - Dokter gizi dari Rumah Sakit Siloam Dr. dr. Inge Permadhi menyebut, penggunaan gula sebagai pelengkap bumbu masakan masih diperbolehkan asal jumlahnya tidak berlebihan.

Asupan gula yang simpleks (sederhana), kata berjumlah kurang dari lima persen dari total kebutuhan kalori seseorang. Misal seseorang memiliki kebutuhan 2.000 kalori, lima persen dari 2.000 adalah 100. 

Jumlah 100 tersebut dibagi lagi menjadi empat sehingga gula simpleks menjadi 25 gram. Maka, asupan gula simpleks untuk 2.000 kilokalori adalah 2,5 sendok makan dalam sehari.

Baca Juga: Penting! Rekomendasi Ahli Soal Asupan Gula dari Total Kalori Harian

Itu dibagi empat menjadi 25 gr yang boleh dalam bentuk simpleks. Itu kira-kira 2,5 sdm sehari untuk 2000 kkal. "Misal orang itu kebutuhannya kurang dari itu, ya kurang lagi,” terangnya.

Inge menyebut, gula yang perlu dihindari adalah yang berbentuk siap diserap, seperti yang ditemukan pada minuman bersoda atau minuman manis boba.

Sementara, dokter gizi Dr. dr. Samuel Oetoro yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia mengingatkan bahwa mengonsumsi gula berlebih memicu berbagai penyakit, antara kegemukan, diabetes sampai kanker.

Baca Juga: Penting! BPOM RI Minta Masyarakat Waspadai Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak Berlebih

“Gula itu bisa memicu kegemukan, memicu adanya kanker karena sel kanker itu makanannya sebenarnya gula. Bisa juga menyebabkan penuaan dini, penuaannya berjalan lebih cepat. Banyak sekali,” ungkap Samuel saat dihubungi ANTARA, Jumat.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x