Imbauan Penting PVMBG Bagi Masyarakat Sekitar Gunung Semeru

12 Februari 2024, 08:07 WIB
Gunung Semeru kembali erupsi dan berstatus siaga. /pixabay.com/

HARIAN BOGOR RAYA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan imbauan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Semeru. Pasalnya, rawan akan bahaya lontaran batu.

Sementara, pada 11 Februari 2024 kemarin periode pukul 00.00 hingga 24.00 WIB Gunung Semeru mengalami 88 kali gempa letusan, delapan kali gempa guguran, 19 kali gempa hembusan, 22 kali gempa harmonik, dan 3 kali gempa tektonik jauh.

Lalu pada 12 Februari 2024 dalam periode 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Semeru telah mengalami 19 kali gempa letusan, satu kali gempa guguran, dan 11 kali gempa hembusan.

Baca Juga: Aktivitas Gunung Semeru Kembali Meningkat

Gunung Semeru merupakan gunung api paling aktif di Indonesia. Sepanjang tahun lalu, tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami 29.131 kali erupsi.

PVMBG terus memantau secara visual dan instrumental Gunung Semeru dari dua pos pengamatan gunung api yang berada di Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang; serta di Desa Argosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

PVMBG juga melaporkan telah terjadi erupsi yang mengeluarkan abu vulkanik setinggi 800 meter dari pusat kawah Gunung Semeru di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Baca Juga: Sejumlah Jembatan di Lumajang Putus Diterjang Luapan Lahar Dingin Gunung Semeru

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi mengatakan letusan itu terjadi pukul 06.02 WIB dengan kolom abu intensitas sedang berwarna putih hingga kelabu mengarah ke tenggara.

"Amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 131 detik," kata Yadi dalam laporan yang diterima di Jakarta, Senin.

PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.

Baca Juga: Gunung Semeru di Lumajang Keluarkan Awan Panas, PVMBG Tunjukkan Data

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler