Merdeka Finansial Ala OJK Hingga Penerapan Gaya Hidup Hemat

- 1 Juli 2023, 11:35 WIB
Ilustrasi uang rupiah.
Ilustrasi uang rupiah. /Pixabay/Robert Lens /

Frugal living, yang sedang dikampanyekan akhir-akhir ini seolah sebagai aksi perlawanan dan penolakan terhadap gaya hidup hedonistik. Banyak figur publik atau pejabat pemerintah yang dia serta anggota keluarganya mengumbar gaya hidup hedonistik di media sosial, akhirnya merana karena diciduk KPK.

Baca Juga: Pekerja PT MSE di Klapanunggal Keluhkan THR hanya Rp900 Ribu, Alasannya Uang Dibawa Kabur Staf Keuangan?

Pemerintah pun menyebarkan imbauan agar frugal living dapat dianut menjadi gaya hidup aparatur sipil negara (ASN) mengingat biaya hidup dan berbagai fasilitas yang mereka gunakan berasal dari anggaran negara. Faktanya, sebagian besar aparat pemerintah yang terjerumus kasus korupsi terjadi akibat terjerat hedonisme.

Sementara para orang kaya di berbagai belahan negara, malah memilih gaya hidup sederhana dan menghabiskan sebagian besar hartanya untuk berderma. Sebutlah pendiri Alibaba Jack Ma, salah seorang pendiri raksasa perangkat lunak Microsoft Bill Gates, kemudian Warren Buffett yang merupakan CEO Berkshire Hathaway, dan pendiri situs jejaring sosial Facebook Mark Zuckerberg, serta salah satu orang terkaya di Indonesia yang merupakan bos Djarum Michael Bambang Hartono.

Gaya sederhana orang-orang kaya itu tak pelak mengundang decak kagum. Seperti Bambang Hartono, pernah viral karena kepergok makan tahu pong di warung sederhana di Semarang, dengan mengenakan kaus biasa. Jack Ma hingga kini masih sering makan mi instan ketimbang makan di restoran mewah. Tak jauh beda dengan Bill Gates yang suka makanan cepat saji, suatu ketika dia keciduk tengah mengantre sendiri untuk membeli burger di Seattle. Warren Buffett juga penyuka burger, dia hanya menggunakan mobil Cadillac XTS pada 2014 untuk mobilitasnya. Begitu pun Mark Zuckerberg yang tak malu mengendarai mobil murah. Koleksi mobilnya amat merakyat, ada Acura TSX dan Honda Fit serta Volkswagen Golf GTI, yang bila digabung harga ketiganya tak sampai satu miliar rupiah.

Baca Juga: Deretan Rekomendasi THR untuk Anak-anak, Tidak Harus dalam Bentuk Uang

Orang-orang berharta ratusan triliun rupiah itu justru tidak pernah menampilkan kehidupan foya-foya. Prinsip hidup dan pandangan bahwa uang bukanlah segalanya, itulah yang mendasari para konglomerat dunia tersebut lebih suka bergaya sederhana. Memang, orang yang benar-benar kaya tidak membutuhkan lagi “pengakuan”, berbeda halnya dengan orang yang ingin tampak (dianggap) kaya. Maka, jangan malu terlihat miskin tapi malulah ketika pura-pura kaya.

Hemat secara moderat

Meski frugal living baik diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari, janganlah sampai menyiksa diri karena terlalu hemat bisa menjurus pada pelit termasuk pelit pada diri sendiri. Walau sebenarnya hemat dan pelit merupakan dua sifat yang berbeda.

Hemat berarti memiliki kontrol penuh atas keluar masuk keuangan, hanya membeli sesuatu yang dibutuhkan dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hemat berfokus pada nilai, berusaha mendapatkan nilai terbaik untuk harganya. Adapun pelit berusaha mempertahankan uang (aset) yang dimiliki agar (kalau bisa) tidak keluar dan berkurang.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x