Baca Juga: Tips Menghemat Uang di Tanggal Tua Saat Belum Gajian
Pada masa sekarang, konsep frugal living masih setia dianut masyarakat di sejumlah daerah. Seperti dicontohkan pakar ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Imam Prayogo.
“Nenek moyang kita mengajarkan frugal living dan masih dapat dijumpai di beberapa daerah. Sebut saja, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan masih banyak daerah lainnya,” kata Igo, dilansir dari Antara.
Masyarakat di daerah tersebut memiliki pola hidup sederhana. Terlihat dari rumah sederhana, pekerjaan di ladang (sawah), berdagang, dan lainnya yang tidak mengejar pangkat atau jabatan.
Baca Juga: Kelabui Kasir Toko, Kades di Pasuruan Jatim Gunakan Gendam Untuk Dapatkan Uang
“Kehidupan sosial masih kental bersahaja. Beda hal dengan masyarakat perkotaan. Yang mengedepankan penampilan dan (bergaya) sosialita,” ujar dia.
Hal ini menjadi pasar empuk para pebisnis atau bankir. Maraknya pinjaman online yang mudah cair pun menjadi rebutan sebagian generasi muda perkotaan. Maka tak ayal potensi resesi dapat terjadi di negeri ini.
Igo melihat di negara-negara maju, frugal living merupakan bagian dari strategi hidup.
“Hedonisme hanya bersifat semu dalam jangka panjang kehidupan. Maka, masyarakat Barat (negara negara maju) telah sadar dan perlahan meninggalkan pola hidup hedonisme,” papar ahli manajemen risiko itu.