Network
HARIAN BOGOR RAYA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menyebut, merdeka finansial (financially freedom) bukan harus memiliki banyak uang. Merdeka finansial lebih dari sekadar banyak uang. Kemerdekaan finansial itu saat seseorang dapat hidup dengan pantas, secukupnya, dan bebas utang.
Presiden Jokowi pun sempat menyebarkan berbagai pesan penghematan bagi aparatur pemerintahan. Penghematan itu dengan tidak menggelar acara yang menghambur-hamburkan anggaran atau uang.
Sementara, di skala negara, upaya penghematan anggaran atau uang, wajib dilakukan guna cegah terimbas resesi global, mengurangi potensi utang negara, dan untuk mencapai kemandirian ekonomi. Pada kehidupan sosial masyarakat, baik individu atau keluarga tentu perlu menerapkan gaya hidup hemat demi keberlangsungan dan kemerdekaan finansial pada masa nanti.
Baca Juga: Pungutan Liar Diduga Terjadi di Lapas Pekanbaru, Warga Binaan Dimintai Uang hingga Puluhan Juta
Presiden Jokowi pun sudah beri peringatan ancaman resesi ekonomi global. Presiden Jokowi berharap tidak berdampak ke dalam negeri dan bisa menekankan pentingnya efisiensi dalam pembelanjaan anggaran negara. Alih-alih efisiensi, sejumlah kepala daerah malah melakukan korupsi atas beragam proyek pembangunan.
Perlu diketahui, frugal living, gaya hidup hemat yang sejatinya telah dicontohkan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu kala. Kini sedang marak diperbincangkan dan memang relevan untuk digaungkan kembali menyusul isu resesi ekonomi yang mengintai. Meski begitu jangan juga diterapkan secara ekstrem agar tak sampai menyiksa diri atau seolah menafikan eksistensi Tuhan yang Maha Penolong.
Berikut beberapa penjelasan terkait gaya hidup hemat:
Hidup bersahaja
Nenek moyang kita telah mencontohkan sebuah gaya hidup bersahaja, mereka hidup dengan berburu atau bertani, sangat sedikit orang di zaman itu yang menimbun harta benda dan bergaya hidup mewah.
