Profesor Jelaskan Sensitifitas Nyamuk Terhadap Berbagai Jenis Bau

- 14 Juli 2023, 10:17 WIB
ilustrasi nyamuk.
ilustrasi nyamuk. /Pexels/Jimmy Chan/

Semakin banyak seseorang menghembuskan napas, maka semakin banyak karbon dioksida yang dia kirim ke udara dan mengundang serangga padanya.

Di sisi lain, perilaku juga menjadi faktor yang dapat memikat nyamuk. Jika seseorang berolahraga berat dia mungkin akan bernapas lebih berat dan mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida, yang mungkin akan mendatangkan nyamuk.

Baca Juga: Ini 5 Jenis Nyamuk yang Menjadi Penyebab Malaria

Keringat juga mengirimkan sinyal yang kuat ke nyamuk, terutama keringat yang bertahan selama beberapa jam, bercampur dengan bakteri di kulit.

Lalu, jika seseorang minum bir tepi pantai, dia mungkin juga mengeluarkan alkohol dalam keringatnya yang dapat memikat nyamuk. Selain itu, alkohol dapat mengubah susunan kimiawi bau badan yang bisa memikat nyamuk.

Nyamuk tertarik pada semua orang, tetapi jika seseorang mendapati dirinya lebih sering digigit ketimbang orang-orang di sekitarnya, mungkin dia kurang beruntung yang secara inheren lebih menggoda nyamuk, menurut profesor neurosains di Johns Hopkins University School of Medicine Christopher Potter.

Baca Juga: Deretan Kesalahan Pemilik Rumah dan Halaman, Undang Nyamuk Hingga Berkembang Biak

Walaupun tidak ada satu pun alasan yang pasti mengapa beberapa orang digigit lebih sering daripada yang lain, namun para ahli mengidentifikasi dua kategori utama.

Kedua faktor ini, seperti disiarkan The New York Times dan Channel News Asia pada 12 Juli lalu yakni aspek biologis yang tidak dapat diubah dan perilaku yang dapat diubah.

Aspek biologis terkait aroma tubuh seseorang. Lusinan molekul beragam yang didistribusikan ke seluruh tubuh bersatu untuk menciptakan bau unik.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah