Kenali Depresi Postpartum dan Sindrom Baby Blues

- 5 Agustus 2023, 13:13 WIB

HARIAN BOGOR RAYA - Depresi postpartum lebih banyak dipengaruhi faktor psikososial, seperti stres berlebih dikombinasikan perubahan hormon dan berbagai kesulitan dalam kehidupan.

Dampak psikologis dari depresi postpartum juga lebih berat, seperti perasaan sedih dan putus asa yang berlebihan, cenderung merasa tidak berguna dan tidak mampu menjadi ibu yang baik.

Pengidap depresi postpartum pun mengalami kesulitan membangun ikatan dengan bayi, cemas berlebihan, pola makan tidak berkualitas, tidak memiliki ketertarikan untuk beraktivitas, hingga keinginan untuk bunuh diri atau membunuh bayinya.

Baca Juga: Teknik dan Manajemen Menyusui, Bikin Bayi Lebih Mudah Dapat ASI

Maka, kondisi depresi postpartum lebih berbahaya lantaran tidak hanya memberikan dampak buruk kepada ibu, tetapi juga terhadap bayi, keluarga, dan orang-orang terdekat lainnya.

"Gejala-gejala ini tentunya dapat mengancam bukan hanya kepada ibu, ternyata ini akan berdampak terhadap hubungan si ibu sendiri dengan suaminya, anak, ibu mertua, teman-teman, dan siapapun," kata psikolog klinis dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Nuran Abdat 

Ia pun menjelaskan, kondisi depresi sindrom baby blues dan depresi postpartum (postpartum depression) yang terjadi pada ibu pasca melahirkan adalah dua jenis masalah mental yang berbeda.

Baca Juga: Keajaiban Air Susu Ibu atau ASI: Manfaat Luar Biasa bagi Bayi dan Ibu

Dalam diskusi daring pada Kamis, Nuran menjelaskan bahwa ibu hamil rentan mengalami depresi setelah melahirkan karena wanita memiliki risiko tiga kali lebih besar mengalami depresi daripada laki-laki.

"Perempuan itu memiliki resiko tiga kali lebih besar untuk mengalami resiko depresi dibandingkan laki-laki," ujar Nuran yang tergabung dalam Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI).

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah