Pakar Ungkap Hal Penting Soal Posisi Saat Berhubungan Intim Suami Istri

- 7 Oktober 2023, 16:53 WIB
Ilustrasi berhubungan intim
Ilustrasi berhubungan intim /rawpixel/Freepik

HARIAN BOGOR RAYA - Ada bahasan soal posisi saat berhubungan intim ternyata tidak menentukan peluang pembuahan. Tetapi hanya sensasi yang ingin dicapai pasangan suami istri.

Masih terkait berhubungan intim, asalkan sperma dalam kualitas baik mampu mencapai sel telur, ada kemungkinan terjadi kehamilan.

"Enggak perlu miring kiri miring kanan, nungging depan belakang, itu samasekali enggak berpengaruh," kata spesialis lulusan Universitas Indonesia, sekaligus pakar Obstetri dan Ginekologi dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Dr Beeleonie, masih seputar berhubungan intim.

Baca Juga: Pasangan Suami Istri Diamankan Pihak Kepolisian Polsek Cileungsi Setelah Kedapatan Mencuri di Minimarket

Ia pun mengatakan, berhubungan intim yang dipaksakan bisa mempengaruhi kualitas sperma, maka kegiatan tersebut tak disarankan bagi para pasangan.

"Frekuensi berhubungan yang disarankan itu setiap dua hingga tiga hari sekali. Berhubungan itu jangan dipaksa misalkan banyak wanita ini waktu subur harus berhubungan padahal demikian bisa pengaruhi kualitas sperma," ujar dia dalam acara “Empowering Women on The Path To Motherhood” di Jakarta, Sabtu.

Beeleonie merujuk sebuah studi menuturkan kualitas sperma seorang pria bisa sangat berbeda bila dia diminta mengeluarkannya dalam kondisi rileks dan suasana menyenangkan ketimbang dalam situasi lain.

Baca Juga: Kisah Pilu Demi Biaya Pengobatan Suami, Istri Rela Untuk Jual Rumah

"Ternyata kualitas spermanya dari pria yang sama itu anjlok berbeda. Jadi sebenarnya tidak baik memaksa berhubungan di waktu yang kita pikir adalah masa subur," tutur dia.

Sebelumnya, terkait kehamilan, Kementerian Kesehatan mengingatkan pasangan suami istri tentang pentingnya perencanaan, salah satunya agar wanita dapat menjalani kehamilan dan persalinan aman, sehingga ibu sehat, dan melahirkan bayi sehat dan dapat tumbuh berkembang menjadi anak yang berkualitas.

Perencanaan kehamilan juga bermanfaat untuk mendeteksi risiko atau masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada ibu dan janin sedini mungkin.

Baca Juga: Sadis, Sepasang Suami Istri Aniaya Balita Hingga Tewas 

Menurut Kementerian Kesehatan, beberapa hal harus diperhatikan sebelum merencanakan kehamilan, seperti kesehatan fisik dan mental dalam kondisi layak untuk hamil seperti usia (20-35 tahun), jarak kehamilan 2 tahun, jumlah anak kurang dari 3 serta tanpa penyakit penyerta.

Selain itu, status gizi baik serta kesiapan mental menjadi orang tua yang bertanggung jawab agar keluarga terhindar dari tindak kekerasan dalam rumah tangga juga hal penting yang perlu diperhatikan oleh pasangan sebelum memiliki anak.

Pasangan juga harus mudah mencapai dan mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas, kesiapan keuangan (terpenuhinya kebutuhan dasar, memiliki jaminan, kesehatan, dan kebutuhan transportasi ke fasilitas pelayanan kesehatan) serta dukungan suami, keluarga dan lingkungan masyarakat.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah