Hubungan Lansia Kurang Tidur Dengan Kesehatan Fisik dan Mental

- 15 Oktober 2023, 09:46 WIB
Ilustrasi- Lansia dan putrinya, pengertian tentang apa itu Demensia dan Alzheimer, lengkap dengan gejala dan cara penanganan gangguan penurunan fungsi otak.
Ilustrasi- Lansia dan putrinya, pengertian tentang apa itu Demensia dan Alzheimer, lengkap dengan gejala dan cara penanganan gangguan penurunan fungsi otak. /Pexels.com/@Andrea Piacquadio

HARIAN BOGOR RAYA - Tim peneliti Universitas São Paulo (USP) di Brasil menemukan, orang (lansia, red) yang kurang tidur mempunyai kesehatan fisik dan mental lebih buruk. Termasuk vitalitas lebih rendah, lebih banyak nyeri otot, juga gangguan fungsi fisik dan mental.

"Mereka memiliki lebih banyak lemak tubuh, lebih sedikit lemak tanpa lemak, dan lebih sedikit kekuatan otot. Kecemasan, depresi, dan kualitas mereka skor kehidupan juga lebih buruk," tutur Penulis studi, Hamilton Roschel 

Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Sao Paulo itu menyebut, temuan riset timnya menjadi peringatan soal pentingnya kualitas tidur terhadap kesehatan orang lanjut usia atau lansia secara keseluruhan. Utamanya, jika mereka mengalami obesitas.

Baca Juga: Popok Dewasa Dukung Orangtua dan Lansia Saat Lakukan Aktivitas Fisik dan Olahraga

Adanya obesitas pada masa penuaan berdampak pada beberapa proses fisiologis, seperti respons anabolik dan metabolisme glukosa, serta memperparah efek buruk penuaan pada gangguan tidur.

Sementara, sebuah studi terbaru mengungkap, kalangan lanjut usia (lansia) yang alami obesitas mendapat saran lebih memperhatikan kualitas tidur. Jika kualitas tidur lansia buruk, kemungkinan lansia akan memiliki imbas pada kondisi kesehatannya.

Dikutip dari laman Medical Xpress melalui PMJ News, lansia memiliki lebih sedikit kekuatan dan massa otot di kaki dan lengan, serta punya lebih banyak lemak tubuh. Jika tidurnya kurang nyenyak, lansia lebih berisiko terkena gejala kecemasan dan depresi.

Baca Juga: 30 Rekomendasi Hadiah Lomba 17 Agustus untuk Ibu-ibu , Bapak-bapak dan Lansia

Hasil studi itu digagas para peneliti di Universitas São Paulo (USP) di Brasil dan telah diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports. Jumlah lansia yang mengalami obesitas tercatat meningkat cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir.

Di Brasil, prevalensi kelebihan berat badan pada orang berusia 60 tahun ke atas meningkat dari 53,7 persen pada 2006 menjadi 60,4 persen pada 2019 (rata-rata 1,16 persen per tahun). Sementara, tingkat obesitas meningkat dari 16,1 persen menjadi 20,8 persen.

Kelebihan berat badan paling banyak terjadi pada lelaki maupun perempuan yang berusia 80 tahun ke atas. Obesitas meningkat paling besar pada pria dan wanita berusia 70-79 tahun.

Baca Juga: Petugas Layanan Bimbingan Haji Beri Sosialisasi Penting Bagi Jamaah Haji Lansia

Penulis studi, Hamilton Roschel menyebut, populasi yang menua dan meningkatnya obesitas di kalangan lansia sebagai kombinasi yang buruk.

"Banyak di antara mereka yang sering menderita kualitas tidur yang buruk, kehilangan kekuatan dan massa otot, serta masalah kesehatan mental. Penting juga diingat kualitas tidur merupakan faktor kesehatan yang penting bagi masyarakat umum," jelas Roschel.

Guna menyelidiki hubungan antara kualitas tidur dan parameter kuantitatif dan kualitatif kesehatan mental dan fisik pada lansia yang mengalami obesitas, para peneliti melibatkan 95 lelaki dan perempuan obesitas berusia 65 tahun atau lebih.

Baca Juga: Wanita Lansia Ditemukan Tewas di Kawasan Pelabuhan Cikidang Babakan Pangandaran

Mereka diminta mengisi kuesioner kualitas tidur (PSQI) dan kuesioner kesehatan umum yang berfokus pada kecemasan, depresi dan kualitas hidup.

Peserta dibagi menjadi kelompok yang tidur nyenyak (46 orang) dan kelompok yang kualitas tidurnya buruk (49 orang) sesuai skor PSQI. Komposisi tubuh dan kekuatan genggaman tangan juga diukur.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah