Pahami Komplikasi Umum dari Pilek Pada Bayi dan Balita

- 26 Oktober 2023, 10:24 WIB
Ilustrasi pilek pada bayi.
Ilustrasi pilek pada bayi. /PEXELS.com/ Sarah Chai

 

HARIAN BOGOR RAYA - Komplikasi umum dari pilek umumnya terjadi pada bayi dan balita. Ada sekira lima dari enam anak akan mengalami setidaknya satu infeksi telinga pada kehidupan ketiga tahun mereka. Hal itu diungkap National Institute of Deafness and Other Communication Disorders.

Dibandingkan orang dewasa, saluran eustachius pada anak-anak berukuran lebih kecil, lebih horizontal dan tidak terletak pada sudut curam. Maka, lebih sulit untuk mengalirkan cairan keluar dari telinga.

Infeksi telinga tengah sementara waktu bisa menurunkan volume suara yang dirasakan hingga 40 desibel. Lalu menghasilkan sensasi yang mirip dengan memakai penutup telinga, menurut ulasan tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Cureus.

Baca Juga: Hal Penting Soal Pemberian Obat Herbal Pada Anak Batuk Pilek

Infeksi telinga tengah yang berulang atau tidak diobati akhirnya bisa menyebabkan perforasi gendang telinga. Pada kasus paling parah bisa terjadi gangguan pendengaran permanen. Gangguan pendengaran ringan dialami seseorang saat pilek biasanya hilang dengan sendirinya setelah penyakitnya sembuh.

Perlu diketahui, pilek bisa membuat hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk berdahak. Seiring gejala utama ini, bisa saja pasien kesulitan mendengar dengan baik.

Mengapa indra pendengaran orang yang pilek terputus-putus saat atau infeksi saluran pernapasan lainnya?

Baca Juga: Batuk Pilek Menyerang Tidak Selalu Harus Minum Obat, 5 Air Rebusan Ini Dapat Menjadi Alternatif

Jawabannya terletak pada saluran eustachius, saluran sempit yang menghubungkan telinga dengan bagian belakang hidung, kata dokter spesialis THT di Pennsylvania, Amerika Serikat, Dr. John Fornadley, seperti disiarkan LiveScience akhir pekan lalu.

Saluran eustachius yang berongga biasanya tertutup, ia terbuka saat seseorang menelan atau menguap. Saluran eustachius membantu mengalirkan kelebihan lendir yang dibuat oleh lapisan telinga tengah ke dalam hidung dan tenggorokan, dan juga penting untuk indra pendengaran.

Fornadley menjelaskan, gendang telinga bergetar sebagai respons terhadap suara, dan mengirimkan getaran itu ke telinga bagian dalam. Untuk melakukan hal itu secara efektif, gendang telinga, seperti halnya alat musik drum, memerlukan udara di belakang drum yang memiliki tekanan udara sama dengan udara di luar gendang telinga agar getaran normal.

Baca Juga: Deretan Langkah Redakan Batu Pilek Dengan Bahan-bahan Alami

"Saluran Eustachius menghubungkan ruang di belakang gendang telinga yang disebut telinga tengah dengan hidung untuk menyamakan tekanan udara di telinga tengah dengan tekanan udara luar," Fornadley menjelaskan.

Ketika terdapat perbedaan tekanan udara yang signifikan, tuba eustachius akan terbuka dengan cepat dan sensasi inilah yang sering disebut sebagai meletupkan telinga. Jika saluran tidak terbuka dengan sendirinya, seseorang dapat memaksanya dengan menjepit hidung lalu meniupkan udara ke telinga.

Ketika virus flu atau virus pernapasan lainnya menginfeksi tubuh, maka virus memicu respons imun. Untuk melawan infeksi, hidung dan sinus dengan cepat meningkatkan produksi lendir dan membengkak seiring dengan peradangan pada jaringan sehingga menimbulkan sensasi hidung tersumbat.

Baca Juga: Deretan Solusi Pilek dan Flu, Kerap Terjadi Saat Musim Hujan

Cairan ekstra itu kemudian dapat menyebar ke telinga melalui saluran eustachius dan akibatnya menumpulkan getaran gendang telinga.

“Oleh karena itu, hidung tersumbat untuk sementara akan menurunkan pendengaran,” kata Fornadley.

Selain itu, penumpukan lendir di saluran eustachius terkadang dapat menyebabkan infeksi telinga tengah sehingga memperburuk masalah pendengaran.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah