Dokter Ungkap Hal Penting Soal Perempuan dan Kesehatan Mental

- 21 April 2024, 23:12 WIB
Ilustrasi perempuan berhijab.
Ilustrasi perempuan berhijab. /Pexels.com

HARIAN BOGOR RAYA - Data statistik menunjukkan bahwa sebanyak 47 persen perempuan memiliki risiko mengalami masalah kesehatan mental daripada laki-laki. Lalu, sebanyak 25,7 persen anak remaja perempuan melakukan self harm (menyakiti diri sendiri) ketika sedang menghadapi masalah.

Normalnya, ibu atau perempuan yang memiliki kesehatan mental yang baik idealnya memiliki suasana hati yang bagus, punya rasa humor dan melihat masalah jadi lelucon, memiliki kontrol diri yang baik, serta aktif dalam kemampuan sosialnya.

Jika ibu atau perempuan pasca melahirkan merasakan depresi dengan gejala kesehatan mental yang bermasalah selama 40 hari lebih, segera segera lakukan pemeriksaan ke ahlinya. Contohnya psikolog atau psikiater agar tidak berdampak buruk pada anak.

Baca Juga: Era Digital, Orangtua Harus Perhatikan Anak Perempuan yang Menstruasi

“Kalau masih terjadi di atas 40 hari, berbulan-bulan masih merasa ada mood depresi, perasaan bersalah, ide bunuh diri, perasaan tidak berharga, mungkin harus segera diperiksakan ke psikiater atau psikolog,” kata psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia), Lenny Utama Afriyenti.

Lenny juga mengatakan ibu pasca melahirkan yang mengalami depresi juga akan berdampak pada produksi ASI yang tidak optimal dan bisa berkurang. Selain itu, anak yang dilahirkan juga bisa jadi target pelampiasan ibu yang mengalami depresi.

Sebab itu perlu dukungan pasangan atau suami saat ibu sedang berjuang menyelesaikan masa tertekannya dalam menghadapi peran baru.

Baca Juga: Peneliti Beberkan awal Esketamine Hingga Depresi Pasca Melahirkan

“Kalau kita merasa ada perasaan depresi kita periksakan agar tidak berdampak pada anaknya,” kata Lenny.  

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x