Peneliti Beberkan awal Esketamine Hingga Depresi Pasca Melahirkan

- 17 April 2024, 11:16 WIB
Ilustrasi persalinan caesar.
Ilustrasi persalinan caesar. /Dimaberlin/Freepik

HARIAN BOGOR RAYA - Esketamine secara umum dianggap aman dan mendapat toleransi dengan baik. Esketamine perlu diberikan setelah mempertimbangkan manfaat dan risikonya. Risiko atau efek samping dari esketamine terjadinya peningkatan tekanan darah, mual, pusing, vertigo, sakit kepala, dan obat penenang.

“Efek samping esketamine dosis rendah bergantung pada kecepatan pemberiannya. Misalnya, paling banyak, 98 persen peserta mengalami gejala neurologis atau mental ketika esketamine 0,25 mg/kg disuntikkan secara intravena selama satu menit, dosis esketamin diinfuskan selama 40 menit,” ujar para peneliti.

Para peneliti pun membeberkan hasil dalam penelitian konsisten dengan laporan sebelumnya. Hal itu menunjukkan, esketamine dosis rendah tunggal atau 0,2 sampai 0,25 mg/kg yang diinfuskan selama 40 menit biasanya bisa ditoleransi dengan baik pada orang depresi yang resistan terhadap pengobatan. 

Baca Juga: Hasil Penelitian Tunjukkan Rasio Bahaya Depresi

Depresi pasca persalinan sendiri itu kondisi kesehatan mental serius yang memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari ibu yang baru melahirkan. Kondisi ini membawa dampak buruk bagi perempuan sampai 20 persen.

Dilansir dari Medical Daily melalui Antara, ibu yang terkena depresi pasca persalinan pada umumnya mengalami gejala seperti perubahan suasana hati, sering menangis, mudah tersinggung, kelelahan, rasa bersalah, cemas, dan kesulitan merawat diri sendiri atau bayinya.

Kondisi mental itu, menurut para ahli, masih dapat diobati. Caranya dengan melibatkan psikoterapi atau penggunaan antidepresan.

Baca Juga: Ketahui Hal Penting dari Autoimun dan Kesehatan Mental

Para peneliti dari studi yang baru-baru ini menyelidiki strategi pengobatan alternatif menemukan bahwa suntikan esketamine dosis rendah yang diberikan segera setelah melahirkan dapat mengurangi risiko depresi pascapersalinan pada ibu baru yang mengalami depresi prenatal.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x