Kata Menko PMK Soal Paradigma Baru Pengelolaan Sampah

3 September 2023, 11:57 WIB
Ilustrasi Sampah /FOTO: sumedangkab.go.id

HARIAN BOGOR RAYA - Soal paradigma baru pengelolaan sampah harus dilakukan dengan berbasis nilai ekonomi. Juga bisa dimanfaatkan, baik untuk energi, kompos, pupuk, maupun bahan baku industri.

Salah satu contoh baik adalah upaya Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) dalam memanfaatkan sampah organik dengan fermentasi menggunakan gula dan air yang disebut sebagai eco-enzyme yang dapat menghasilkan gas O³ (ozon), cairan pembersih, serta pupuk yang ramah lingkungan.

“Apapun usaha kita untuk menyelamatkan bumi itu sangat terpuji,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, soal sampah.

Baca Juga: Daur Ulang Sampah Plastik Bersi KKP Hingga Prpgram Ekonomi Biru

Upaya yang telah dilakukan oleh Permabudhi bersama Kemenko PMK ini adalah implementasi dari amanat Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 mengenai Gerakan Indonesia Bersih yang menjadi bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental.

 Gerakan itu dilakukan guna mendorong terciptanya etos kerja yang baik, gotong-royong berbagai pihak tanpa melihat latar belakang, dan memiliki integritas untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, baik jasmani maupun rohani.

Masih kata dia, ancaman kelestarian bumi sudah sampai pada titik yang sangat kritis akibat persoalan limbah sampah plastik.

Baca Juga: Viral ! Warga Rebutan Daging Kerbau di Tempat Tumpukan Sampah

“Kita tidak tahu sudah berapa banyak sampah mikro plastik yang menyusup ke darah kita. Setiap hari kita menggunakan alat makan dan minum dari plastik,” kata Menko PMK, Muhadjir Effendy, dilansir dari Antara.

Menurut Menko Muhadjir Effendy, sampah plastik adalah salah satu limbah yang paling berbahaya dan baru dapat terurai pada ratusan tahun, termasuk beberapanya itu sampah mikro plastik.

Katanya, sampah mikro plastik dapat berbahaya lantaran bisa menyusup ke tubuh manusia melalui alat makan dan minum yang digunakan sehari-hari.

Baca Juga: Hubungan Erat Persoalan Sampah Puntung Rokok dan Konsumsi Rokok yang Tinggi

Sementara, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional pada tahun 2022 melaporkan, ada timbunan sampah sekitar 35 juta ton yang 33,3 persen di antaranya tidak terkelola, atau sekitar 11,7 juta ton. Persoalan itu ditengarai oleh tingginya jumlah penduduk beserta aktivitas yang tidak diiringi dengan pengelolaan sampah yang baik.

"Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan akhir harus ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru," ujar Menko Muhadjir.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler