Sosiolog Ungkap Langkah Edukasi Soal Praktik Perdukunan di Indonesia

- 24 Januari 2023, 22:01 WIB
Ilustrasi praktik perdukunan.
Ilustrasi praktik perdukunan. /Pixabay

Harian Bogor Raya - Edukasi kepada masyarakat terkait praktik perdukunan harus dilakukan supaya berhenti percaya kepada dukun sehingga eksistensi dukun pun bisa hilang. Pendekatan pendidikan dan agama terkait praktik perdukunan bisa menjadi langkah untuk edukasi itu.

Pendidikan adalah proses memuliakan manusia dengan metode ilmiah berbasis pada rujukan karya ilmiah. Apalagi kalau pendidikan itu bertambah basisnya atas dasar agama. Ia mencontohkan agama Islam yang melarang meyakini perdukunan, termasuk sebagai pengguna jasa perdukunan, apalagi terlibat dalam praktik perdukunan.

Kegagalan pendidikan berbasis agama melahirkan masyarakat dangkal iman, sehingga praktik perdukunan tetap marak. Kurikulum pendidikan bisa memasukkan materi seperti larangan percaya dukun yang disertai contoh dari guru dan orang tua, serta media sosial yang anti percaya dukun.

Baca Juga: Pemilik Penggilingan Padi di Majalengka Curhat Soal Harga Gabah

Demikian diungkap Sosiolog, Wahyu Gunawan.

Tambah Wahyu, lembaga pendidikan, apalagi yang berbasis agama telah menyumbang kegagalan masyarakat agamis. Lembaga itulah yang wajib mengedukasi masyarakat yang stres ini. Selain itu, keluarga juga harus tetap menjadi wadah terwujudnya masyarakat yang tidak dangkal iman.

"Pendidikan yang terus menerus menekankan bahwa keberhasilan, prestasi, kekayaan adalah proses yang dicapai dengan ruang dan waktu yang tidak bisa cepat, adalah inti agar masyarakat tidak jalan pintas dalam kehidupannya. Intinya, masyarakat yang tengah stres dan tergolong sakit ini, seharusnya percaya dan yakin bahwa Problem Solver dalam hidupnya adalah Tuhan Yang Maha Esa, bukan dukun," tuturnya.

Baca Juga: 2 Kali Gempabumi di Melonguane Sulut, BMKG Beri Penjelasan

Menurut Sosiolog Wahyu Gunawan, kehidupan manusia sedari dulu dimulai dari singgungan religi dan masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai religi dalam kehidupannya. Religi tersebut mencakup apapun kepercayaan masyarakat terkait hal yang gaib, kepercayaan, dan apapun yang dianggap berkuasa tetapi kasat mata.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah