Curhat Wanita Palestina di Khan Younis Saat Cari Jenazah Putranya

- 10 April 2024, 17:38 WIB
Arsip - Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada 21 Januari 2024.
Arsip - Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada 21 Januari 2024. /antaranews.com/

Setibanya di sana, dia menangis dan berkata, "Di mana rumah kami? Di mana kehidupan kami yang dulu di sini? Kapan semua kehancuran ini terjadi? Apakah gempa bumi dahsyat menimpa kami?"

"Saya tidak punya rumah sekarang. Saya kehilangan harapan terakhir saya untuk kembali ke rumah dan meninggalkan kehidupan yang menyedihkan di kamp-kamp pengungsian," kata ayah lima anak itu kepada Xinhua setelah beberapa kali berusaha menenangkan diri.

Baca Juga: Presiden Brazil Beri Gambaran Soal Serangan Israel, Benjamin Netanyahu Beri Respon

"Mereka (pasukan Israel) menghancurkan semua mimpi dan kehidupan kami.... Mereka ingin menggusur kami dari tanah kami dengan cara apa pun," keluh pria yang berduka itu sembari berupaya menyingkirkan reruntuhan, walaupun sia-sia.

Lanjutnya, ketakutannya bahwa dia akan tetap menjadi "tunawisma" sepanjang hidupnya, sama seperti yang terjadi pada kakek dan neneknya saat Nakba (yang berarti "bencana" dalam bahasa Arab) pada 1948 silam.  

Sabreen Al-Najjar (47), seorang wanita Palestina yang tinggal di Khan Younis, bersama dengan tim Pertahanan Sipil sibuk mencari jasad putranya, yang tewas dalam sebuah serangan Israel dan masih terkubur di bawah reruntuhan.

Baca Juga: GENOSIDA Makin Keji! Israel Rudal Warga Palestina Lagi Antre Bantuan Makanan

Tidak jauh dengab Shurrab, Mustafa Barbakh (55), seorang warga Khan Younis lainnya, berdiri mengamati bangunan-bangunan yang hancur di daerah Al Sikka. 

Ia berusaha mencari rumahnya di antara tumpukan puing-puing yang berserakan di mana-mana.

"Tidak ada kata-kata yang dapat menjelaskan bencana ini.... Tidak ada yang bisa percaya bahwa kehancuran ini adalah ulah manusia. Ini terlihat seperti gempa bumi yang melanda kawasan kami," kata ayah sembilan anak itu kepada Xinhua.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah