Gaya Hidup Tidak Sehat Picu Hipertensi Tinggi, CERDIK Jauhkan Masyarakat dari PTM

23 Mei 2023, 10:05 WIB
Ilustrasi gaya hidup sehat /Pixabay/165106//

HARIAN BOGOR RAYA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro Reisa sorot gaya hidup seseorang dengan perilaku tidak sehat, seperti merokok, kurang aktivitas fisik sampai konsumsi garam berlebih dan kegemukan. Gaya hidup tidak sehat itu bisa memicu hipertensi lebih tinggi.

“Stres juga bisa jadi faktor risiko, itu semua bisa kita ubah. Mengutip cara dari Kementerian Kesehatan kita harus CERDIK,” ucapnya, masih soal gaya hidup tidak sehat.

CERDIK merupakan perilaku gaya hidup sehat yang dinilai bisa menjauhkan masyarakat dari berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit pembuluh darah, jantung, hingga masalah ginjal.

Baca Juga: Tips Agar Tidak Boros Keuangan, Sehat dari Kondisi Boros Terutama Pos Gaya Hidup

CERDIK sendiri artinya adalah (C)ek kesehatan secara berkala yang membantu masyarakat mendeteksi penyakit dalam sejak dini, melalui monitoring tekanan darah, menimbang berat badan mengukur tinggi badan hingga denyut nadi dan kadar kolesterol teratur.

Kemudian ada (E)nyahkan asap rokok. Reisa mengatakan dampak rokok juga bukan hanya pada sektor kesehatan, tapi juga keuangan. (R)ajin berolahraga secara rutin setidaknya minimal selama 30 menit per hari sebanyak tiga sampai lima kali per minggu.

(D)iet sehat dan seimbang, yakni dengan mengkonsumsi buah dan sayur seimbang, serta membatasi asupan gula, garam dan lemak (GGL) sesuai anjuran para pakar. (I)stirahat cukup yakni tujuh sampai delapan jam sehari, dan (K)urangi stres agar potensi penyakit kardiovaskuler berkurang. Misalnya dengan rekreasi, relaksasi, berpikiran positif dan bercengkerama dengan orang lain.

Baca Juga: Deretan Kebiasaan dan Gaya Hidup yang Membuat Anda Sembelit

“Penerapan CERDIK yang paling penting itu konsisten, cara ini paling mudah diingat, mudah diterapkan. Jadi akan cepat melekat di dalam ingatan kita,” ujar Reisa.

Ia juga menyebut, munculnya penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi dipengaruhi pola hidup atau gaya hidup yang dijalani seseorang.

“Hipertensi itu karena dia menyangkut tekanan darah, denyut jantung juga mempengaruhi (kondisi kita). Tapi memang sifatnya ada yang sudah jadi penyakit permanen atau karena stres,” kata Reisa dalam Siaran Sehat yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.

Baca Juga: Ketahui Pengaruh Mikrobioma Usus dan Olahraga, Gaya Hidup Kurang Gerak Penyebab Kematian Nomor 4 di Dunia

Reisa menuturkan hipertensi tidak boleh dianggap sepele karena datang tanpa disertai adanya gejala, sehingga banyak penderitanya baru tahu ketika memeriksakan dirinya. Penyakit itu, bisa datang menimbulkan komplikasi atau beri dampak penyakit lain.

Hipertensi sendiri punya dua faktor risiko yakni yang bisa diubah atau tidak bisa diubah. Pada faktor yang tidak bisa diubah biasanya berupa umur atau ada riwayat keturunan dari keluarga, sedangkan yang bisa diubah adalah gaya hidup seseorang.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler