Penting! Orangtua Harus Paham Keluhan Batuk Anak Berujung Asma

- 5 Mei 2023, 19:17 WIB
Ilustrasi batuk pada bayi
Ilustrasi batuk pada bayi /Freepik/jcomp

HARIAN BOGOR RAYA - Penting bagi orangtua memahami keluhan batuk yang dialami anak. Soal keluhan batuk pada anak, orangtua harus berkonsultasi dengan dokter guna melakukan tatalaksana yang tepat.

Anak yang derajat asmanya cukup berat, dia memiliki ambang sensitivitas rendah, sehingga lebih mudah kambuh. Maka, perlu terapi yang bertujuan untuk menstabilkan dan menaikkan ambang sensitivitas tersebut.

"Untuk menstabilkan atau menaikkannya, perlu terapi jangka panjang. Kita berikan secara terus menerus, setiap hari, umumnya berupa hirupan, walaupun yang usianya di bawah lima tahun ada juga obat yang diminum," ujar Dokter spesialis anak konsultan respirologi KSM Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM, dr Wahyuni Indawati, Sp.A(K).

Baca Juga: Dokter Beberkan Diagnosis Penyakit Asma Pada Balita Hingga Riwayat Alergi

Wahyuni juga mengatakan, orangtua juga dapat melakukan penanganan mandiri di rumah jika anak mengalami serangan asma.

"Kita bisa berikan inhalasi awal tentu dengan obat untuk asma. Kita bisa berikan dua kali di rumah, lihat responsnya, kalau membaik tapi masih ada gejalanya, boleh diberikan sekali lagi," katanya.

"Tapi kalau sejak awal kondisinya berat maka cukup berikan sekali dan bawa ke rumah sakit. Begitu juga jika dia memiliki risiko tinggi tertentu yang butuh perhatian lebih," jelas Wahyuni, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Dokter Beberkan Berbagai Paparan Alergen Udara Pencetus Asma, Selain Asap Rokok

Ia mengingatkan, orangtua agar waspada jika anak mengalami batuk kronik berulang, sebab kondisi tersebut bisa jadi gejala asma.

"Kewaspadaan harus dimiliki orangtua, yaitu kalau anak batuk tidak kunjung sembuh atau batuk kronik yang berulang," kata Wahyuni dalam diskusi daring, Jumat.

Ia menjelaskan, batuk kronik berulang adalah batuk yang terjadi berkepanjangan yakni lebih dari dua minggu atau lebih dari tiga episode dalam tiga bulan berturut-turut.

Baca Juga: Ahli di Inggris Raya Ungkap Evaluasi Kualitas Tidur Dengan Risiko Asma

"Jadi batuknya bukan batuk biasa. Tidak kunjung sembuh, berulang, hampir setiap bulan batuk," imbuh Wahyuni.

Batuk kronik berulang menurut Wahyuni juga dapat menjadi gejala penyakit lainnya seperti tuberculosis (TBC) hingga pneumonia.

Untuk itu, kata dia, orang tua juga perlu memahami karakteristik-karakteristik lain dari asma seperti napas yang berbunyi seperti peluit atau mengi akibat penyumbatan di saluran pernapasan, hingga batuk yang muncul lebih berat atau lebih sering pada waktu malam.

Baca Juga: Peringati Hari TBC Sedunia, STPI: Perkiraan 120 Juta Orang di Indonesia Terkena TBC Laten

Selain itu, menurut Wahyu, perlu juga diperhatikan apakah ada makanan atau situasi tertentu yang dapat memicu batuk atau mengi.

"Misalnya, dia ter-trigger karena ada asap, debu, kemudian muncul batuk. Selain itu, bisa juga karena aktivitas fisik," ujar Wahyuni.

"Kemudian ketika diberikan terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi asma seperti diuap atau minum obat (asma) lalu dia membaik, kita harus curiga jangan-jangan itu asma," lanjut dia.

Baca Juga: Dahulu 2 Tahun, Kini Pasien TBC RO Bisa Lebih Cepat Diobati dengan Pengobatan BPal Dari 6 - 9 Bulan

Wahyuni mengatakan, asma yang tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan pertumbuhan berat badan menjadi terganggu.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah