Peneliti Ungkap Hubungan Cuaca Panas Hingga Polusi dan Serangan Jantung, Dianggap Ada Keterbatasan

- 17 Agustus 2023, 21:05 WIB
Caption: Ilustrasi cuaca panas menyebabkan tubuh berkeringat, dan bila tidak diimbangi dengan cairan yang cukup, tubuh bisa mengalami dehidrasi./Pexels/Ketut Subiyanto
Caption: Ilustrasi cuaca panas menyebabkan tubuh berkeringat, dan bila tidak diimbangi dengan cairan yang cukup, tubuh bisa mengalami dehidrasi./Pexels/Ketut Subiyanto /

Tim periset menemukan risiko serangan jantung fatal dua kali lebih tinggi dari biasanya ketika suhu berkisar antara 28 hingga 36 derajat Celsius selama empat hari. Risiko juga meninggi ketika polusi partikel halus diukur di atas 37,5 mikrogram per meter kubik.

Hal itu melebihi pedoman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Rekomendasi WHO, orang-orang disarankan menghindari paparan lebih dari 15 mikrogram per meter kubik lebih dari tiga hingga empat hari setahun.

Baca Juga: Perhatikan Langkah Penting Agar Terhindar dari Sengatan Panas Saat Lari Maraton

Hasilnya, para peneliti menemukan peningkatan 18 persen risiko serangan jantung yang mematikan selama dua hari paparan gelombang panas.

Peluang kematian akibat serangan jantung meningkat sebesar empat persen ketika cuaca dingin ekstrem, yakni selama musim dingin dua hari ketika suhu berkisar antara 0,5 hingga lima derajat Celsius.

Orang berusia 80 tahun ke atas memiliki risiko kematian tertinggi akibat serangan jantung selama gelombang panas, hawa dingin, atau hari dengan kualitas udara yang buruk. Kaum hawa bisa lebih terimbas daripada laki-laki selama panas ekstrem.

Baca Juga: Cara Kurangi Dampak Cuaca Panas Pada Tubuh Ala Kementrian Kesehatan

Peneliti belum mengetahui hubungan sebab-akibat yang pasti antara cuaca ekstrem, polusi, dan serangan jantung. Namun, mereka memiliki sejumlah teori. Misalnya, dehidrasi dapat memengaruhi risiko serangan jantung selama panas ekstrem.

Sementara, tekanan darah tinggi dan kontraksi pembuluh darah dapat meningkatkan risiko serangan jantung yang mematikan pada hari yang dingin.

Kombinasi panas dan polusi dapat meningkatkan risiko serangan jantung karena orang mungkin bernapas lebih cepat dan lebih keras pada hari-hari yang terik. Ini menyebabkan mereka menghirup partikel mikroskopis yang lebih berbahaya daripada biasanya.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah