Network
HARIAN BOGOR RAYA - Tubuh memerlukan kolesterol demi bisa membangun sel-sel sehat tapi kadar kolesterol yang tinggi, di atas ambang batas tolerir sebesar 200 mg/dL, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Jika anak telanjur melewati fase pemberian ASI eksklusif, ada anjuran kepada ibu meningkatkan pengawasan indeks massa tubuh pada anak agar tidak boleh lebih dari angka 25, agar anak tidak dikategorikan obesitas.
Hitung indeks massa tubuh, yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi nilai kuadrat dari tinggi badan (dalam meter, bukan sentimeter). "Misalnya berat badan saya 55 kilogram dibagi 1,54 meter kuadrat (1,54 kali 1,54), berapa hasilnya nanti tidak boleh dari 25. Kalau lebih dari 25 berarti itu obesitas," kata guru besar bidang ilmu gizi kesehatan masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Dr drg Sandra Fikawati, masih soal kolesterol.
Jelasnya, kadar kolesterol yang tinggi dalam air susu ibu (ASI) berfungsi melindungi bayi dari risiko penyakit degeneratif. "Kalau ibu-ibu tidak memberikan ASI eksklusif 6 bulan kepada anaknya, itu bukan pengaruhnya hanya 6 bulan, tapi berdampak terus sampai dia dewasa," kata Fikawati, dilansir dari Antara.
Baca Juga: Deretan Tips Bisa Turunkan Kadar Kolesterol Anda
Karena otomatis, ketika tidak diberi ASI, tubuh anak selama enam bulan kehidupan pertamanya tidak pernah membentuk ketahanan terhadap kolesterol. Sehingga sampai dewasa tubuhnya terus rentan.
"Jadi, bukan sekadar oh anak itu tumbuh, sudah lah 6 bulan itu terlewat, selesai, dia nanti sama kok dengan anak-anak yang lain-lain, tidak seperti itu. Kemampuannya sudah berbeda dengan anak yang lain," kata Fikawati.
ASI diketahui mengandung lebih tinggi kolesterol dibandingkan dengan susu biasa, atau bahkan susu formula. Susu formula adalah susu dari sapi yang dibuat untuk mencukupi gizi manusia atau anak kurang dari 1 tahun.***
