Ciri Hewan Kurban Sehat dan Prinsip Pemeriksaan Postmortem

- 8 Juni 2024, 12:55 WIB
Ilustrasi hewan kurban yang akan disembelih.
Ilustrasi hewan kurban yang akan disembelih. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati/

HARIAN BOGOR RAYA - Anda perlu tahu terkait ciri hewan kurban yang sehat. Ciri hewan kurban yang sehat adalah kotoran hewan kurban itu memiliki konsistensi yang baik dan tidak ada darah, urin berwarna kuning jerami, tidak tampak masalah saat bergerak, serta bernapas normal dan tidak bersuara. Pasrikan hewan kurban dalam keadaan sehat jika mereka dapat berinteraksi dan melakukan aktivitas dengan baik di lingkungannya.

Pastikan hewan kurban memiliki gusi berwarna merah dan mukosa yang sehat (tidak ada sariawan), tidak berteriak berlebihan, kejang, melengkungkan punggung, tidak ada tanda kesakitan, abses, luka, memar, patah tulang, serta tidak ada tanda stres karena kepanasan maupun kedinginan.

“Setelah itu, lakukan pemeriksaan postmortem atau setelah pemotongan hewan, tujuannya untuk mendeteksi dan mengeliminasi kelainan pada karkas, daging, serta jeroan hewan,” kata Dokter hewan lulusan Universitas Airlangga, Lucky Diba G, masih soal heqan kurban.

Baca Juga: Ramai Perbincangan Dewi Persik Soal Hewan Kurban, Netizen Lebih Dukung Pak RT

Lakukan pemeriksaan postmortem guna memastikan apakah hewan kurban aman dan layak dikonsumsi. Pemeriksaan ini pun untuk menjamin pemotongan daging telah sesuai aturan Islam (halal) dan higienis, serta memeriksa kualitas karkas, daging, dan jeroan pada hewan kurban.

“Prinsip pemeriksaan postmortem sendiri adalah dengan pengamatan visual, perabaan, dan juga sayatan,” ujar Lucky.

Ia pun memberikan sejumlah kiat dalam memilih hewan kurban, baik sapi maupun kambing yang sehat. Mulai dari pemeriksaan sebelum pemotongan hingga setelah pemotongan hewan kurban.

Baca Juga: PDC Bagikan 17 Hewan Kurban kepada Masyarakat di Beberapa Wilayah Indonesia

“Lakukan pemeriksaan antemortem atau sebelum pemotongan, tujuannya agar dapat memastikan hewan dalam keadaan cukup istirahat, menghindari pemotongan hewan yang sakit (penyakit menular dan zoonosis), dan sebagai bahan informasi untuk keperluan pemeriksaan postmortem,” kata Lucky, dilansir dari Antara.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah