Langkah BPBD Garut Agar Tidak Terjadi Lagi Banjir Bandang Saat Turun Hujan

23 Februari 2024, 00:05 WIB
Ilustrasi: Banjir Bandang Libya menghanyutkan sedikitnya 2.000 korban tewas dan ribuan lainnya hilang /Pixabay/hamza88/

HARIAN BOGOR RAYA - Demi tidak terjadi lagi banjir bandang saat turun hujan, pihak BPBD Garut sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Termasuk pada pemerintah kecamatan dan desa guna melakukan normalisasi drainase.

BPBD Garut pun memberikan edukasi kepada masyarakat soal mitigasi bencana alam. Hal itu agar selalu waspada dan memiliki pemahaman dalam menghadapi kejadian bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Maka, hal itu bisa mengurangi dampaknya.

"BPBD melakukan edukasi perihal mitigasi bencana kepada masyarakat sekitar agar selalu waspada mengingat curah hujan tinggi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logsitik BPBD Kabupaten Garut, Daris Hilman.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Perluas Operasi Area Pencarian Korban Banjir Bandang dan Longsor di Perairan Danau Toba

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, sendiri memang melakukan asesmen daerah terdampak banjir bandang di wilayah perkampungan warga di Kecamatan Cisurupan dan hasilnya menyebutkan penyumbatan drainase sebagai pemicu air meluap saat turun hujan.

"Berdasarkan hasil asesmen serta pendataan di lapangan, kejadian tersebut dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu lama serta faktor drainase Cileet terjadi penyumbatan," katanya, dilansir dari Antara.

Ia menuturkan bencana banjir bandang yang menerjang pemukiman warga di Kampung Cibojong, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, itu terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Rabu, 21 Februari 2024.

Baca Juga: Ratusan Warga Simangulampe Mengungsi Pasca Banjir Bandang Menyapu Lokasi Tempat Tinggal Mereka

Debit air yang cukup deras itu, kata dia, menyebabkan material tunggul bambu terbawa arus air sehingga terjadi penyumbatan pada saluran drainase yang memicu air meluap lalu menerjang jalan dan pemukiman warga.

"Akibat tunggul bambu yang terbawa oleh debit air yang tinggi sehingga air meluap ke jalan kabupaten setinggi kurang lebih 80 sentimeter," katanya.

Ia menyampaikan daerah yang terdampak bencana banjir itu sudah mendapatkan penanganan dari BPBD Garut dan instansi terkait, termasuk kepolisian, TNI dan sukarelawan, untuk membersihkan lingkungan dan rumah warga yang kotor setelah diterjang banjir.

Baca Juga: Banjir Bandang dan Longsor Telan Korban Jiwa dan 11 Orang Hilang

Peristiwa itu, lanjut dia, tidak menimbulkan korban jiwa, hanya menimbulkan lingkungan dan jalanan banyak material lumpur, namun kondisi tersebut saat ini sudah bersih dan kendaraan bermotor sudah bisa melewati jalan di daerah itu.

"Rumah sudah dilakukan pembersihan sisa material lumpur pascabanjir, UPT Dinas Pemadam Kebakaran Cikajang berupaya membersihkan akses jalan kabupaten, jalan bisa dilalui baik kendaraan roda dua ataupun roda empat," katanya.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler