Alasan Versi BRIN, Modifikasi Cuaca Tidak Jadi Upaya Permanen

- 23 September 2023, 12:54 WIB
Upaya teknologi modifikasi cuaca dengan melakukan water mist spraying menggunakan Pesawat Cesna di langit Jabodetabek, Selasa (12/9/2023). (ANTARA/HO-BNPB)
Upaya teknologi modifikasi cuaca dengan melakukan water mist spraying menggunakan Pesawat Cesna di langit Jabodetabek, Selasa (12/9/2023). (ANTARA/HO-BNPB) /

Proses orografis adalah proses pembentukan awan yang terjadi karena bertemu dengan topografi tinggi, sehingga terjadi pengangkatan masa udara dan di situ terbentuk awan konvektif atau awan kumulus.  

Ketika musim kemarau, awan yang terbentuk memiliki kandungan uap air sedikit. Kondisi itu bisa dilihat dari profil kelembapan udara di lapisan atas yang sangat kering, sehingga kalau menjadi hujan, maka hujannya hanya dengan intensitas ringan dan durasi pendek.

Baca Juga: Kiat Para Wanita Muslim Agar Bisa Bergaya Dengan Apik Lewat Fesyen Meski Cuaca Panas

Kejadian hujan yang cukup besar sempat terjadi tanggal 20 Agustus 2023 di wilayah Bogor sampai ke Depok. Kemudian, hujan deras juga terjadi pada tanggal 27 Agustus 2023 sampai ke wilayah Jakarta Selatan dan meluas hingga Bandara Soekarno-Hatta.

Distribusi hujan terkonsentrasi di Kota Bogor karena hampir setiap hari di sana ada awan kumulus yang terbentuk karena proses orografis. 

Hasil hujan paling signifikan terjadi di tanggal 27 Agustus 2023 mencapai 64,2 milimeter dan tanggal 8 September 2023 mencapai 45,6 milimeter.

 Baca Juga: Prakiraan Cuaca Untuk Hari Ini di Beberapa Wilayah Kota-kota Besar di Indonesia

Pada 27 Agustus 2023, hujan intensitas tinggi di Bogor bahkan sampai ke Jakarta berhasil menurunkan konsentrasi PM2,5.

Data stasiun pemantauan indeks kualitas udara di Cibinong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, menunjukkan sebelum hujan turun konsentrasi PM2,5 mencapai 97 mikrogram per meter kubik. Setelah hujan deras selama 1,5 jam, konsentrasi PM2,5 berubah ke angka 20 mikrogram per meter kubik.

Hujan deras yang terjadi juga menurunkan konsentrasi polutan PM2,5 di Tanah Sereal, Kota Bogor, Jawa Barat, dari sebelumnya 87 mikrogram per meter kubik menjadi 12 mikrogram per meter kubik.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah