HARIAN BOGOR RAYA - Bermula dugaan adanya proses lelang yang bermasalah mengakibatkan ribuan karyawan perkebunan sawit PT Tri Bakti Sarimas atau TBS Pucuk Rantau, Kuansing, Riau, resah usai sejumlah pekerja dipanggil penyidik Polda Riau.
Polemik di perkebunan sawit tersebut bahkan menyeret beberapa orang dari manajemen PT TBS menjadi tersangka. Mereka diduga melakukan pencurian dan atau penggelapan buah kepala sawit di perkebunan yang telah dikelola TBS sejak 30-an tahun silam.
Dari hasil penelusuran wartawan di areal perkebunan TBS di Pucuk Rantau, akhir pekan lalu, menunjukkan, para karyawan benar-benar merasa terpukul. Tuduhan pencurian, dan pemanggilan terhadap sejumlah karyawan atau pekerja serta perwakilan manajemen PT TBS dinilai janggal. Mereka telah bekerja sejak belasan hingga puluhan tahun di perkebunan TBS, seperti memetik dan mengangkut hasil, serta membersihkan lahan.
Baca Juga: 11 Pabrik Sawit Beralih Gunakan Listrik PLN di Riau
Dugaan proses lelang yang bermasalah
Rupanya, penyidikan oleh Polda Riau terjadi setelah lahan TBS seluas 17.600 hektar yang dijadikan agunan itu telah dilelang kreditur PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada 28 Desember 2023. PT Karya Tama Bhakti Mulia (KTBM), pemenang lelang, mengklaim sebagai pemilik lahan. KTBM mengadukan kasus pencurian dan penggelapan buah kepala sawit ke Polda Riau, 5 Januari 2024. Penyidik kemudian menindaklanjutnya.
Namun, hingga kini karyawan TBS tetap menguasai lahan. Mereka tetap bekerja seperti biasanya. Hal itu karena menurut mereka lahan itu masih milik TBS. Apalagi manajemen TBS juga tetap memberi motivasi untuk tetap bekerja dan mereka masih tetap digaji. Pihak manajemen masih mempersoalkan proses lelang karena dilakukan secara tidak adil, tidak transparan, dan diduga ada praktik kecurangan di dalam proses itu.
Lelang dilakukan secara tertutup, sebab perwakilan manajemen TBS dilarang masuk ruang lelang di KPKNL Pekanbaru pada 28 Desember 2023, yakni saat lelang berlangsung. Lelang juga diikuti hanya oleh pembeli tunggal, yakni PTBM, salah satu anak perusahaan yang bernaung di bawah konglomerasi raksasa First Resources.
Baca Juga: Artis Ananda Omesh Rela Lelang Motor Kesayangan Buat Bantu Palestina
Darsam (53), karyawan yang telah 18 tahun bekerja di perkebunan TBS, mengatakan, “Saya sudah 18 tahun bekerja di sini. Saya bertahan dengan TBS dapat menyekolahkan anak hingga jenjang perguruan tinggi hingga bisa bekerja di luar negeri. TBS banyak membantu kami.” Dia melanjutkan, “Harapan saya untuk TBS mudah-mudahan maju, tetap jaya. TBS semangat.”