Profesor Beberkan Pentingnya Sumber Air dan Kualitas Air

27 September 2023, 07:44 WIB
Ilustrasi Air Bersih /Pixabay/Mike_68/

HARIAN BOGOR RAYA - Guru besar hidrogeologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana menyebut, kualitas air tidak semuanya sama. Pasalnya, sumber air yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda.

“Air yang sehat dan aman untuk dikonsumsi sangat bergantung dari sumbernya. Air yang diambil dari tanah dangkal besar peluangnya untuk tercemar aktivitas manusia. Sementara air dari akuifer dalam sifatnya murni dan memiliki kandungan mineral alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi.” kata Heru Hendrayana.

Titik awal air menjadi sebuah hal yang sangat penting bagi setiap kesehatan organ tubuh manusia. Sumber atau titik awal air yang tidak baik akan memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan tidak hanya pencernaan dan stunting, tetapi juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Baca Juga: Warga Rumpin Keluhkan Air Keruh Sungai Cipinang Akibat Aktifitas Galian C, Atiek MPB Minta Atensi Bupati Bogor

Sementara, dokter spesialis gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Diana Sunardi mengingatkan, kualitas air minum yang buruk bisa memicu masalah kesehatan tubuh, salah satunya gangguan sistem pencernaan, yang terparah adalah stunting.

“Sumber air yang berkualitas buruk dapat membawa berbagai masalah kesehatan, seperti diare hingga stunting. Komposisi mikrobiota antara lain dipengaruhi oleh sumber air minum,” kata Diana, dilansir dari Antara.

Diana Sunardi sekaligus Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) menjelaskan, dari berbagai riset yang dihadirkan, komposisi bakteri jahat dari air minum menjadi penyebab terjadinya berbagai kerusakan di organ tubuh manusia.

Baca Juga: Aksi Peduli Dompet Dhuafa Distribusikan Air Bersih di Sukabumi dan Bogor

“Walaupun air minum sudah direbus hingga mendidih, jika cara penanganan dan penyimpanan air tidak higienis maka kontaminasi E. coli dapat kembali terjadi,” jelas dia.

Maka, Menteri Kesehatan mengatur itu semua dalam Permenkes Nomor 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang menyebutkan bahwa air minum harus memenuhi syarat tidak berbau, tidak berasa (tawar, dingin alami), bersih dan jernih, serta aman dari kontaminan.

Dia juga menyatakan, Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) dari Kementerian Kesehatan (2020) menyebutkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E. coli, dan baru 11.9 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: Demo Warga Gunung Putri karena Sungai Cileungsi Tercemar Limbah Pabrik, Air Hitam Pekat dan Bikin Sesak Nafas

Sementara, jurnalis senior dan figur publik Najwa Shihab meminta kepada para konsumen untuk selalu kritis dan mencari tahu setiap produk yang dikonsumsinya terlebih jika berdampak pada kesehatan secara langsung maupun tidak.

“Konsumen masa kini, terutama kaum muda, menyebutkan bahwa dampak lingkungan menjadi perhatian mereka untuk memilih sebuah produk, termasuk air minum,” kata Najwa Shihab.

Hal itu direspon baik oleh Aqua dalam menjamin sumber air yang memiliki kualitas terbaik yang ada di Indonesia. Saat ini, Aqua memiliki sumber air dari 19 pegunungan terpilih yang telah melewati sembilan kriteria, lima tahapan, serta minimal 1 tahun penelitian.

Baca Juga: Deretan Gejala Penyakit Ditandai Sering Buang Air Kecil

“Pemilihan sumber air Aqua juga didukung oleh pakar dari lintas-keilmuan, yaitu geologi, hidrogeologi, dan geofisika, serta didukung oleh laboratorium di Perancis dan Jerman, dipilih secara ketat melalui lebih dari 600 parameter sehingga mengandung mineral alami dan diproses tanpa tersentuh tangan manusia untuk menjaga kemurniannya, sehingga rasanya yang dingin alami tanpa didinginkan,” jelas Vice President Marketing Danone Indonesia, Sri Widowati.

Saat ini, Aqua juga berkomitmen akan menerapkan pendekatan yang terintegrasi dari hulu ke hilir guna memastikan kualitas dan kuantitas sumber air yang selalu terjaga untuk setiap konsumen mereka dengan berbagai cara yang ramah lingkungan.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler