Cara Efektif Tundukkan Amarah Saat Puasa Ramadan 1444 H

- 12 April 2023, 13:25 WIB
FOTO ilustrasi nafsu
FOTO ilustrasi nafsu /Pixabay /S. Hermann & F. Richter

HARIAN BOGOR RAYA - Kiai Ali menilai puasa harus memiliki dampak yang positif untuk menurunkan tensi penguasaan nafsu pada diri manusia.

Menurut dia, cara yang paling efektif untuk menundukkan nafsu amarah yang sabu'iyah maupun bahimiah, yaitu dengan cara lapar (puasa, red) untuk bisa memutus mata rantai terjadinya dominasi nafsu amarah.

Ia mencontohkan jika manusia telah dikuasai nafsu sabu'iyah, ketika orang didoktrin agama yang mengambil satu atau dua ayat terkait jihad, dijamin masuk surga dan disediakan 72 bidadari.

Baca Juga: Selain Sebagai Menu Buka Puasa, Timun Suri Sangat Bermanfaat Untuk Kesehatan

Oleh karena itu, kata dia, jika ada orang yang dangkal pemahaman beragamanya, lalu mempercayai doktrin sesat tersebut, telah muncul nafsu sabu'iyah-nya.

"Layaknya binatang buas, rasa kemanusiaannya hilang karena didominasi virus kekerasan yang masuk ke dalam pikirannya, ingin masuk surga secara instan, tetapi mengabaikan sisi kemanusiaan," katanya.

Kiai Ali berpesan bahwa jihad pada bulan Ramadan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan menjalankan ibadah puasa secara baik dan bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas iman.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Hari Kedua Puluh Ramadan untuk Wilayah Kota Bogor dan Kabupaten Bogor

Menurut dia, melalui cara tersebut yang dikerjakan bisa meraih derajat ketakwaan yang hakiki karena target orang puasa itu harus ada peningkatan ketaatannya.

Sementara, Wakil Sekretaris Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ali M. Abdillah menjelaskan bahwa Ramadan merupakan bulan jihad karena dalam setiap manusia, ada nafsu yang harus dikendalikan.

"Nafsu terbagi menjadi dua, ada yang disebut dengan amarah dan lawamah. Dua hawa nafsu ini selalu mengajak insan untuk berpaling dari Allah dan membuat kerusakan di bumi," kata Ali M. Abdillah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Manfaat Konsumsi Sayur dan Buah Sepanjang Puasa Ramadan, Termasuk Soal Kenyang

Ali lantas mencontohkan hawa nafsu lawamah digerakkan oleh iblis yang masuk ke dalam diri manusia melalui aliran darah, sebagaimana hadis assyaithon yajri majroddam.

Menurut dia, ketika aliran darah banyak bersumber dari makanan haram, hal itu paling cepat memproduksi setan atau iblis dalam diri manusia.

"Bisa dilihat, orang yang banyak memakan barang yang haram, pasti muncul perilaku yang destruktif atau merusak. Seolah-olah dia tidak memiliki sifat kemanusiaan, seperti raja tega, itu adalah sifat hayawanat atau sifat kebinatangan," ujar Ali.

Baca Juga: Silaturahmi Ramadan Sekber WMO Isi Santuni Anak Yatim dan Buka Puasa Bersama

Jika dalam teori tasawuf, kata pengasuh Pondok Pesantren al Rabbani Islamic College Cikeas itu, ada yang disebut dengan nafsu sabu'iyah atau nafsu binatang liar.

Menurut dia, seperti binatang liar yang berkelahi. Kalau lawannya tidak mati, pasti akan dihabisi sampai tinggal tulang belulang.

"Inilah kekejian binatang liar. Ketika didominasi oleh nafsu amarah dengan karakter sabu'iyah yang dominan, pasti muncul sifat karakter rakus, kemudian raja tega, menghalalkan segala cara, dan juga akan semena-mena," katanya.***

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah