Network
HARIAN BOGOR RAYA - Perihal Daerah Otonom Baru (DOB) pemekaran wilayah Kabupaten Bogor yaitu Bogor Barat dan Bogor Timur ditanggapi oleh Anggota DPRD Propinsi Jabar H Ricky Kurniawan, Lc.
Namun Anggota DPRD Propinsi Jawa Barat Ricky Kurniawan yang juga Ketua Fraksi Gerindra ini menjelaskan untuk pemekaran wilayah Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Bogor Timur dan Bogor Barat, prosesnya dan kesiapannya telah dilakukan cukup lama.
Tak tanggung ia pun mengungkapkan alasannya bahwa Kabupaten Bogor Timur dan Kabupaten Bogor Barat sepantasnya telah terbentuk.
Baca Juga: CEK Dapil dan Jumlah Kursi DPRD Kabupaten Bogor di Pemilu 2024
Dirinya mengungkapkan fakta nya, dengan penduduk yang hampir mencapai 50 juta jiwa di Provinsi Jawa Barat idealnya butuh 42 kabupaten/kota untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat yang kini hanya 27 kabupaten/kota.
Ia pun menyebut Kabupaten Bogor yang mencapai 6 juta jiwa, yang menjadi sangat penting dimekarkan secepatnya.
Kabupaten Bogor Jawa Barat Dibandingkan dengan Jawa Timur
"Idealnya Jawa Barat mempunyai 42 kabupaten dan Kota. Desa di Jawa barat ini cuma 5.700 sedangkan di Jawa Timur 8.000 padahal penduduknya hanya 35 juta jiwa, dibanding dengan Jawa barat yang 50 juta jiwa", ujar Ricky Kurniawan yang juga ketua Fraksi Gerindra DPRD Jawa Barat ini.
Lebih lanjut ia menerangkan dampaknya terhadap sebaran pembangunan di pelosok, salahsatunya signifikan terhadap alokasi realisasi dana desa atau DD yang bersumber dari pusat yaitu APBN dan juga kebijakan lainnya.
"Jadi kalau mau melihat paradoks Indonesia, gak usah jauh-jauh lihat saja Jawa Barat", katanya kepada Harian Bogor.
Baca Juga: Perkembangan Industri Buku Pada Masa Pandemi Covid-19 Hingga Penjualan Daring Versi Ikapi Jawa Barat
"Kalau berbicara Jawa Barat lihat spesifikasi Kabupaten Bogor, yang demikian padat, namun kenapa belum dimekarkan", imbuhnya pada Senin 12 Juni 2023.
Pemekaran DOB Bogor Timur dan Bogor Barat
- DOB Kabupaten Bogor Timur
Bogor Timur menurutnya memiliki kans besar dan menjadi DOB pemekaran wilayah dari induknya yaitu Kabupaten Bogor.
Menurut Ricky Kurniawan , Kabupaten Bogor Timur yang terdiri dari 75 Desa dalam 7 Kecamatan, dengan jumlah penduduk 1,3 juta jiwa.
"Kan penduduknya juga sudah banyak, padat dan Bogor Timur adalah penyumbang PAD terbesar Kabupaten Bogor, pastinya sangat layak", ujar Ricky.
Baca Juga: HUT HKTI ke 50, Fadli Zon Bandingkan Petani Korea Selatan Sangat Jauh Lebih Maju
Menurutnya tugas legislatif Jawa Barat telah usai merekomendasikan prosesnya hingga saat ini di tangan lembaga kepresidenan.
"Namun lagi-lagi alasan moratorium", ujar mantan Ketua Komisi A DPRD Jabar (2019-2014) yang juga Pansus pemekaran wilayah Garut Selatan.
Dijabarkannya, dari seluruh calon-calon Daerah Otonomi Daerah (DOB) yang paling siap ini sebenarnya adalah Bogor Barat dan gak ada masalah.
Baca Juga: Al dan El Ikuti Jejak Ahmad Dhani Gabung ke Partai Gerindra
"Di tahun 2008 lalu, sewaktu saya menjadi ketua pansus pemekaran Garut Selatan, saya sering ke biro OTDA Kemendagri RI", kata Ricky Kurniawan.
"Mau gak mau karena saya orang Bogor, saya bawa juga aspirasi Bogor, namun masih mentok dengan alasan moratorium", ujarnya.
Disinyalir calon DOB banyak yang gagal, seperti Kaltara, akhirnya pemerintah pusat mengeluarkan aturan moratorium.
"Ya jangan samakan Kaltara, satu kilo baru ada rumah, coba di Bogor, radius satu kilo berapa ribu orang, Bogor itu ya sangat padat", katanya politisi Gerindra yang juga adik dari Fadli Zon ini.
- DOB Kabupaten Bogor Barat
DOB Bogor Barat ini sudah clear dibandingkan dengan Garut Selatan yang ibu kotanya masih menyisakan masalah, namun Cigudeg sebagai calon ibukota Bogor Barat telah selesai atau clear.
Dikatakannya, ada tanah negara seluas 900 hektar, terus PADnya kita sudah hitung-hitung di 2014 lalu ketika Bogor Barat mekar, PAD awalnya pun sudah ada rp78 miliar.
"Kita lihat Ciamis, Ciamis kan mekar terbagi menjadi tiga, Banjar Ciamis, Pangandaran. Nah, Pangandaran memisahkan diri dari Ciamis saat itu PAD nya di angka Rp52 miliar. Ya jika di bandingkan ya lebih siap Bogor Barat yang Rp78 miliar ketika itu", tandasnya.***
