Pakar ITB Ungkap 4 Alasan Gempa Turki Bersifat Merusak

9 Februari 2023, 17:53 WIB
Dampak gempa Turki dan Suriah magnitudo 7,8 SR. /Ilhas News Agency (IHA) via Reuters

HARIAN BOGOR RAYA - Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB sekaligus Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono menyebut 4 alasan gempa Turki bersifat merusak. 

Pertama, gempa Turki memiliki magnitudo sebesar 7,8, termasuk skala gempa bumi besar. 

Kedua, pusat gempa Turki berada dekat dengan permukaan tanah, yaitu sejauh 18 kilometer.

Baca Juga: Menkes Beberkan Pembahasan Aturan Vaksin Booster Kedua Berbayar

Alasan ketiga, terjadi gempa susulan berulang setelah 11 menit dengan kekuatan 6,7, dan beberapa jam kemudian terjadi gempa susulan berkekuatan 7,5.

Keempat, gempa Turki terjadi di lingkungan yang memiliki struktur bangunan yang tidak bagus.

“Gempa Turki yang sekarang merupakan gempa terbesar di Turki setelah gempa dahsyat sebelumnya pada Desember 1939 yang berkekuatan M 7,8 di timur laut Turki, dekat jalur Sesar Anatolia Utara,” tutur Irwan Meilano dalam rilisnya, Kamis, 9 Februari 2023.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Hari Ini RCTI dan GTV Kamis 9 Februari 2023: Ngebor Rezeki, Ikatan Cinta, Jelajah Mitos

Menurutnya, gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia. Didukung oleh pernyataan Irwan Meilano yang menjelaskan bahwa gempa Turki merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip).

“Gempa Turki termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli Gempa,” katanya, dikutip melalui Pikiran-Rakyat dari situs resmi ITB.

Korban Capai 12.000 Orang

Turki dan Suriah diguncang gempa dengan magnitudo 7,8 pada Senin, 6 Februari 2023 lalu. Proses evakuasi korban yang tertimpa gedung masih dilakukan hingga saat ini, oleh tim penyelamat dari berbagai penjuru dunia.

Baca Juga: Ketua PWI Sampaikan Laporan Peringatan Hari Pers Nasional 2023

Melansir Reuters, per Kamis, 9 Februari 2023 jumlah korban meninggal di Turki dan Suriah akibat gempa mencapai lebih dari 12.000 jiwa, yang terdiri dari 9.057 orang Turki dan 2.950 orang Suriah. Proses evakuasi berjalan lama lantaran kurangnya alat berat, hingga cuaca ekstrem.

Kepedihan masih dirasakan oleh para korban lantaran anggota keluarga mereka masih tertimbun reruntuhan dan menunggu dievakuasi. Sementara itu, orang-orang yang berhasil selamat mulai mencari tempat berlindung.

Tim penyelamat di Turki masih menemukan sejumlah korban yang masih hidup. Namun warga setempat mengeluhkan kurangnya peralatan untuk membongkar puing-puing bangunan, kondisi itu diperparah dengan rintihan suara korban yang tertimbun.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Polri Lakukan Pengawasan Intensif di Media Sosial

“Di mana negara? Ke mana mereka selama dua hari? Kami memohon kepada mereka. Mari kita lakukan, kita bisa mengeluarkan mereka,” kata Sabiha Alinak, seorang warga Turki.

Hal serupa juga dirasakan oleh warga Suriah yang sama-sama merasakan gempa kencang. Duta Besar Suriah untuk PBB menyebut pemerintah kekurangan tim penyelamat dan alat untuk melakukan evakuasi.

Korban meninggal di dua negara ini dipastikan akan terus bertambah hingga proses evakuasi usai sepenuhnya. Apalagi gempa terjadi saat orang-orang masih terlelap dan tak sempat menyelamatkan diri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Massifnya Berita Media Sosial dan Media Digital dengan Redaksi dan AI

Warga di Ankara mengeluhkan bahwa kondisi tak ada makanan hingga tempat berlindung bisa membuat mereka ikut mati. Banyak orang di zona bencana memilih tidur di mobil karena persediaan selimut juga sangat terbatas.

Dalam tragedi ini, anak dan lansia menjadi kaum rentan yang terjebak di reruntuhan. Sejumlah video dan foto yang beredar di media sosial memperlihatkan upaya penyelamatan terhadap anak dan lansia.

Perlu diketahui, Pakar gempa Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Irwan Meilano menuturkan, gempa di Turki ternyata paling ditakuti oleh para ahli gempa. Pasalnya, gempa tersebut merupakan gempa merusak.

Gempa magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki pada Senin, 6 Februari 2023 sekira pukul 4.14 waktu setempat itu berpusat di daerah Turki Selatan, dengan kedalaman 11 km.

Baca Juga: Apa Itu Childfree? yang Disebut Gitasav Bikin Awet Muda, Jadi Antiaging Alami dan Anti Keriput

Gempa itu memicu tsunami kecil dengan ketinggian 30 cm di Erdemli. Sedangkan sumber gempa merupakan pembangkit tenaga (generator) gempa dahsyat di daratan Turki.***

Artikel ini telah terbit di Pikiran Rakyat dengan judul Gempa di Turki Ternyata Paling Ditakuti Para Ahli Gempa, Pakar ITB Beberkan Alasannya

 

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler