TikToker Palestina Kisahkan Perjuangannya dan Kondisi di Gaza Utara

- 3 Maret 2024, 08:47 WIB
Konduisi dan TikToker Palestina
Konduisi dan TikToker Palestina /Asmar, Younis, Rana

"Saya belajar bagaimana menjadi pendukung isu-isu Islam. Hal ini akan memakan banyak biaya, dan semoga Allah menjadi alasan penutupan akun media sosial saya, dan ini benar-benar terjadi pada saya setelah dua akun Tiktok saya ditutup karena konten eksplisit yang saya berikan," katanya.

Ia pun mengaku belajar untuk menjadi pembela kebenaran dan tidak menyerah dalam menghadapi pelecehan yang menimpa saya di platform media sosial. Di sisi lain, jelasnya, banyak juga yang mengaku demikian. 

Baca Juga: Doctors Worldwide Ungkap Kondisi Layanan Kesehatan di Gaza

"Dengan menjadi selebriti dan membantu Palestina, namun mereka takut akun mereka dihapus dan dilecehkan, sama seperti ketakutan seorang ibu terhadap bayi laki-lakinya," akunya.

Ia pun mengungkap harapannya di masa depan, yakni menemukan momen dimana negaranya, Palestina, dalam kondisi terbaik dan perang benar-benar berakhir setelah adanya perampasan hak-hak warga Palestina yang hilang lantaran pendudukan.

"Juga dirampok oleh hukum internasional imajiner dalam hal berhubungan dengan Palestina saja. Karena mereka tidak mendukung tujuan tersebut dengan cara apapun, namun malah menambah penderitaan rakyat Palestina di negaranya dan di luar negaranya. Dan perang di Gaza ini adalah contoh terbesar yang dikeluarkan oleh hukum internasional. PBB terhadap Palestina hanyalah slogan-slogan yang tidak menghilangkan dahaga mereka yang haus," beberapa lagi.

Baca Juga: Amerika Serikat Blak-blakan Soal Diplomasi dan Negosiasi Terkait Serangan Israel di Gaza

Ia pun mengaku melakukan semua ini karena Allah dan kemudian demi negara Palestina, keluarganya, teman-temannya, dan saudara sebangsanya, demi kebenaran. Ia mengaku melakukannya melalui platform media sosial TikTok miliknya dimana menjadi tugasnya.

"Setiap orang bebas bisa membantu dan memberi dukungan bagi negaranya, tetapi banyak sekali yang menyalahgunakan bidang ini demi ketenaran dan uang, dan semua itu berdampak buruk terhadap masalah Palestina, apalagi di hadapan bangsa lain. Negara-negara pendukung Palestina, dan perjuangan yang saya lakukan ini adalah contoh bahwa persoalan Palestina tidak bisa diubah atau dipecah belah," jelasnya.

Sejauh ini, ia secara pribadi telah kehilangan rumah di Gaza yang dihancurkan oleh penjajah Israel dan membuat keluarganya terpaksa mengungsi. Ia pun mengaku kehilangan beberapa teman dekat di sana, dan kehilangan akun media sosial tempatnya biasa membicarakan apa yang terjadi di Palestina secara detail.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x