Ahli Ungkap Rekomendasi Waktu Tidur dan Risiko Tidur Berlebihan

9 April 2023, 09:06 WIB
Ilustrasi Tidur/Pixabay/Ketut Subiyanto /

HARIAN BOGOR RAYA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan tidur tujuh jam sehari. Para peneliti menemukan sesorang yang tidur lebih dari sembilan jam setiap malam kemungkinan lebih besar menderita stroke.

Itu studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Neurology menunjukkan tidur berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan.

Tidur itu mengistirahatkan tubuh pascs aktivitas seharian. Kurang tidur mempengaruhi kesehatan.

Baca Juga: Ahli di Inggris Raya Ungkap Evaluasi Kualitas Tidur Dengan Risiko Asma

"Hasil (penelitian) kami menunjukkan bahwa masalah tidur harus dijadikan area fokus demi mencegah stroke," jelas Dr. Christine McCarthy yang memimpin penelitian ini, seperti dilansir dari laman New York Post melalui PMJ News 

"Berkat hasil penelitian ini, dokter bisa melakukan percakapan dini dengan orang-orang yang mengalami masalah tidur," sambungnya.

Dalam penelitian ini, semua data dilaporkan sendiri oleh para partisipan dan mereka juga tidak diharuskan memakai perangkat di malam hari untuk merekam pola tidur atau dengkuran.

Baca Juga: Tips Dian Sastrowardoyo Gunakan Gawai Pantau Kualitas Tidur Hingga Aktivitas Olahraga Selama Puasa

Hasilnya, untuk kelompok yang menderita stroke sebanyak 151 orang tidur lebih dari sembilan jam, sedangkan pada kelompok non-stroke hanya 84 orang yang tidur selama itu.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebanyak 162 orang dari kelompok stroke tidur kurang dari lima jam, sementara untuk kelompok non-stroke hanya 43 orang.

Selain itu, seseorang yang mendengkur saat tidur 91 persen lebih mungkin mengalami stroke (tiga kali lebih mungkin menderita stroke daripada mereka yang tidak mendengkur).

Baca Juga: Penting Atur Pola Tidur Agar Tak Terlambat Sahur, Ketahui Makanan Minuman Bisa Dikonsumsi Jika Telat Sahur

Namun, alasan terlalu banyak tidur dapat meningkatkan kemungkinan stroke belum jelas. Akan tetapi, para peneliti menuturkan bahwa ini mungkin dipicu oleh masalah kesehatan lainnya seperti anemia, depresi atau gaya hidup yang tidak sehat.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Tags

Terkini

Terpopuler