“Kalau saya bilang (di toko buku) mungkin kurang variatif pilihannya. Jadi kalau kita dikasih variatif dengan harga terjangkau, mungkin peminatnya banyak,” jelasnya.
“Terus kalau di sini kan kalau mau baca ya baca saja. Buka ya buka saja. Nggak apa-apa. Nah kalau kita ngelihat pas kita mau ambil dijaga-jaga, mau buka nggak boleh kan jadi bingung. Apalagi penjaga bukunya kurang tahu referensi. Tambah bingung lagi. Jadi kayaknya itu sih,” tambahnya.
Baca Juga: Harapan Asmirandah Kepada Chloe Soal Baca Buku
Kendati demikian, Uli mengatakan seluruh masyarakat pun juga masih perlu sama-sama meningkatkan minat baca di Indonesia terutama pada anak-anak.
Misalnya dengan mengubah pola pikir bahwa membaca buku adalah bagian dari gaya hidup. Dengan pola pikir demikian, maka akan semakin banyak masyarakat yang gemar membaca.
“Untuk meningkatkan minat baca, salah satunya kita mengusulkan untuk disarankan di sekolah-sekolah wajib membaca buku. Contohnya seperti di Singapura. Mereka itu masuk di kurikulum. Jadi kalau mau ujian, mereka harus lapor sudah baca buku berapa dan jelasin satu-satu. Nggak ditentukan buku apa,” terang Uli.
Baca Juga: Warga Sukaraja Keluhkan Buku Nikah Terbakar, Polres Bogor Berikan Solusi Lewat Jum'at Curhat
Bazar Buku Internasional “Big Bad Wolf Books” (BBW) telah hadir di ICE BSD, Tangerang Selatan mulai hari ini hingga 5 Juni mendatang. Pameran itu mulai dibuka sejak pukul 09.00 hingga 24.00 WIB.***