Peneliti Ungkap Studi Kesepian dan Risiko Penyakit Parkinson

- 19 Oktober 2023, 16:21 WIB
Ilustrasi kesepian dan depresi.
Ilustrasi kesepian dan depresi. /Freepik/jcomp/

HARIAN BOGOR RAYA - Penulis studi soal kesepian dan penyakit Parkinson, Antonio Terracciano menyebut soal peserta studi penelitiannya. Para peserta studi berusia sekitar 38 hingga 73 tahun. Sekira 54 persen di antaranya perempuan. Kesepian itu umumnya terjadi pada perempuan, orang yang berusia lebih muda, orang dengan tingkat pendidikan lebih rendah, serta orang yang memiliki kondisi kesehatan mental dan fisik tertentu.

Orang yang kesepian memiliki risiko 37 persen lebih besar terkena Parkinson. Pasca memperhitungkan faktor risiko penyakit Parkinson lainnya, seperti genetika dan kondisi kesehatan lainnya, orang kesepian masih alami peningkatan risiko sebesar 25 persen.

Terracciano sendiri adalah profesor di departemen geriatri di Florida State University College of Medicine. Menurutnya, hubungan antara kesepian dan Parkinson konsisten pada jenis kelamin dan usia. Para ahli sendiri mencatat, ada beberapa kemungkinan keterbatasan penelitian terkait kualitas data.

Baca Juga: 5 Hewan Peliharaan yang Cocok Menjadi Teman saat Kesepian di Rumah

Data yang ada mungkin tidak tepat karena diagnosis yang salah. Atau diagnosis mungkin terlewat jika seseorang tidak memeriksakan diri ke dokter dan menunjukkan gejala. Bisa saja kesepian didefinisikan secara berbeda.

Secara umum, penelitian itu eksplorasi atau titik awal yang membuktikan hubungan antara kesepian dan kesehatan otak. Salah satu gagasan yang mungkin adalah bahwa kesepian itu gejala awal penyakit Parkinson.

Para peneliti menduga, kesepian mungkin berhubungan dengan penyakit Parkinson pada tingkat yang sama seperti kecemasan, apatis, kelelahan, dan depresi. Selepas memperhitungkan depresi dalam analisis, kesepian masih dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit.

Baca Juga: Beberapa Penyakit Penyerta Musim Kemarau, Waspada Saat Cuaca Panas

"Kami pikir tekanan emosional yang terkait dengan kesepian inilah yang menjadi faktor penyebabnya. Perasaan tertekan ini dapat mengikis kemampuan otak untuk melawan faktor genetik, atau hal lain yang dapat menyebabkan penyakit Parkinson," terang Terracciano.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x