HARIAN BOGOR RAYA - Beberapa gaya “gemoy” Prabowo Subianto kerap muncul secara spontan. Hal itu nampak sebagai mekanisme penanganan emosi yang lebih baik.
Kecemasan pun nampak saat capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanyakan soal kasus pelanggaran HAM berat seperti peristiwa 1965, penembakan misterius, peristiwa Talangsari Lampung 1989, penghilangan paksa, sampai peristiwa Wamena kepada Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
“Dalam konteks pertanyaan yang disampaikan Ganjar Pranowo mengenai pelanggaran HAM, walaupun secara verbal ditanggapi Prabowo dengan santai dan taktis, namun bahasa non verbalnya mengungkapkan kecemasan, terlihat ia mengusap wajah dengan tissue dalam konteks bahasan ini,” ujar pakar Gestur dan Mikroekspresi jebolan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Monica Kumalasari, soal Prabowo Subianto.
Baca Juga: Prabowo Subianto Ungkapkan Strategi dalam Selesaikan Masalah terkait HAM di Papua
Ia pun menyampaikan, Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mungkin terlihat spontan dan tanpa beban saat debat perdana capres. Hasil analisa gestur dan mikroekspresi menyatakan sebaliknya.
“Secara umum, Prabowo terlihat spontan dan tanpa beban, namun benar kah demikian? Tidak!” kata dia, dilansir dari Antara.
Monica mengatakan ada dua dasar yang diamati, yakni feeling (rasa, persepsi) dan thinking (gagasan), bagaimana korelasi antara pernyataan verbal dan non verbalnya (Yang terlihat dalam mimik wajah, bahasa tubuh, dan suara).
Baca Juga: Fantastis, Harta Kekayaan Prabowo Subianto Tercatat di LHKPN Capai 2 triliun
Namun, dengan mempertimbangkan riwayat kondisi kesehatan Prabowo, analisa terhadap ekspresi wajah melalui pergerakan mikro otot-otot wajah menjadi kurang akurat, sehingga boleh diabaikan. Namun demikian, untuk mengetahui kondisi emosional, Monica berhasil menganalisa melalui suara dan gaya verbal yang digunakan.