Belanja Makan di Bulan Ramadhan dan Kontribusi Pada Sampah

- 21 Maret 2024, 17:11 WIB
Ilustrasi sampah
Ilustrasi sampah /JG/Fidy/Pixabay

HARIAN BOGOR RAYA - Belanja makanan saat perut lapar dan dorongan untuk berbagi berkontribusi dalam meningkatkan belanja umat Islam pada bulan Ramadhan.

 "Pada prinsipnya sampah itu harus diolah. Sampah makanan adalah sampah organik yang bisa dijadikan kompos, degradasi oleh magot," kata Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Maryati. 

Jika sampah makanan tidak dikelola dan hanya dikumpulkan pada suatu tempat, seperti tempat pembuangan akhir atau TPA, sampah organik itu juga akan menjadi kompos.

Baca Juga: Soal Sampah Menumpuk, Aktivis Desak Pemkab Bogor Tingkatkan Anggaran Biaya Tipiring

Proses pembentukan kompos di TPA dapat menghasilkan limbah cair yang mencemari tanah dan air sekitarnya, juga dihasilkan gas metan.

"Jika gas metan dipanen bisa menjadi bahan bakar gas. Jadi, bagaimana dampak sampah makanan terhadap iklim, kembali tergantung pada bagaimana kita mengelola sampah tersebut," pungkas Maryati.

Pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun menyerukan upaya pengurangan sampah makanan atau food waste saat Ramadhan. Hal itu sebagai bentuk kontribusi dalam melindungi iklim planet bumi.

Baca Juga: Polsek Kemang Cari Orangtua Bayi yang Ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah

Ia pun mengatakan, sampah makanan adalah sampah organik yang bisa menghasilkan gas metan.

"Gas metan merupakan gas rumah kaca dengan dampak pemanasan sekitar 30 kali gas karbon dioksida," kata Maryati, dilansir dari Antara.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x