Pendekatan Efektif Atasi Kecemasan Sosial

- 22 April 2024, 09:46 WIB
Ilustrasi kecemasan sosial.*
Ilustrasi kecemasan sosial.* /ruslana_art/PIXABAY

Rendahnya harga diri bisa timbul dari ketakutan konstan akan penilaian negatif, sehingga secara perlahan merusak kepercayaan diri dan harga diri seorang anak dari waktu ke waktu.

Identifikasi dini dan intervensi yang tepat, seperti terapi kognitif-perilaku atau pelatihan keterampilan sosial dapat membantu anak-anak mengelola kecemasan sosial dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Baca Juga: Era Digital, Orangtua Harus Perhatikan Anak Perempuan yang Menstruasi

Ketika mengetahui hal itu, mereka dapat membantu anak-anak merasa lebih baik dan belajar cara mengatasi kecemasan. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung dapat membantu anak-anak merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi situasi sosial.

“Kecemasan sosial dapat berdampak signifikan pada anak-anak dalam berbagai cara. Anak-anak yang cemas secara sosial mungkin kesulitan untuk berpartisipasi dalam diskusi kelas, dan merasa sulit untuk berteman atau menjaga persahabatan karena takut akan penilaian sosial atau penolakan. Akibatnya, mereka mungkin mengalami perasaan kesepian dan isolasi,” kata Aktivis Anak dan Konsultan Kesetaraan Gender di The Design Village, Mamta Sahai dalam wawancara dengan HT Lifestyle.

Ia mengungkap, secara fisik, kecemasan sosial dapat muncul pada anak-anak melalui gejala seperti sakit perut, sakit kepala, keringat, gemetar, atau kemerahan saat dalam situasi sosial.

Baca Juga: Deretan Pemicu Umum Seseorang Kena Migrain Atau Sakit Kepala Sebelah

Menurut dia, menghindar dari situasi sosial, umum terjadi pada anak-anak dengan kecemasan sosial, yang mengakibatkan kesempatan bersosialisasi, belajar, dan tumbuh secara pribadi terlewatkan.

Mengatasi kecemasan sosial adalah proses bertahap yang sering melibatkan kombinasi strategi bantuan diri, terapi profesional, dan dukungan dari teman dan keluarga.

Salah satu strategi yang membantu adalah berlatih teknik relaksasi, yang dapat mencakup belajar untuk menantang dan mengubah kembali pikiran negatif atau keyakinan tentang diri sendiri dan interaksi sosial.***

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah