Penelitian Ungkap Soal Konsumsi Garam dan Eksim

- 7 Juni 2024, 10:45 WIB
Ilustrasi Garam/pixabay
Ilustrasi Garam/pixabay /

HARIAN BOGOR RAYA - Suatu penelitian memberi evaluasi pada 13.000 orang dewasa AS yang menjadi bagian dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional. Penelitian itu dipublikasikan di Jama Network memperlihatkan bahwa konsumsi satu gram natrium ekstra per hari bisa meningkatkan kemungkinan timbulnya eksim sebesar 22 persen.  

Para peneliti pun mengevaluasi data lebih dari 215.000 orang dari UK Biobank yang mencakup sampel urin dan catatan medis elektronik dengan peserta berusia antara 30 dan 70 tahun. Menurut peneliti, setiap gram natrium tambahan yang dikeluarkan melalui urin selama 24 jam dikaitkan dengan peluang 11 persen lebih tinggi untuk diagnosis eksim, peluang 16 persen lebih tinggi untuk memiliki kasus aktif, dan peluang 11 persen lebih tinggi untuk meningkatkan keparahan penyakit.

"Kebanyakan orang Amerika makan terlalu banyak garam dan bisa dengan aman mengurangi asupannya ke tingkat yang disarankan,” tambah Dr Abuabara.

Baca Juga: Faktor Risiko Merugikan Soal Penambahan Garam Pada Makanan

Dengan konsumsi garam, selain bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit ginjal, ternyata juga bisa memperburuk tanda dermatitis atopik atau eksim. Pada studi terbaru pimpinan para peneliti di UC San Francisco (UCSF), mengurangi garam adalah strategi intervensi yang paling hemat biaya dan berisiko rendah bagi pasien eksim untuk mengelola penyakit mereka.

"Eksim yang kambuh bisa jadi sulit diatasi oleh pasien, terutama ketika mereka tidak mampu mengantisipasinya dan tidak memiliki rekomendasi mengenai apa yang dapat mereka lakukan untuk menghindarinya,” kata Dr. Katrina Abuabara, penulis studi itu, dilansir dari laman Medical Daily.

Sementara, eksim sendiri bisa menyebabkan seseorang memiliki kulit kering, gatal, dan bergelombang. Kondisi ini memengaruhi lebih dari 31 juta orang Amerika.

Baca Juga: Profesor Beberkan Hal Penting Soal Garam Bagi Kesehatan

Sekitar 10 persen hingga 20 persen bayi mengalami kondisi ini, namun hampir separuh dari mereka dapat mengatasi kondisi tersebut atau akan mengalami perbaikan seiring bertambahnya usia.***

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah