Kini nasabah ada yang lancar membayar ada juga yang tersendat dan berjanji melunasi setelah panen.
Sayangnya tidak ada seorang pun yang bersedia menyebutkan nama warga yang terlibat bank emok atau rentenir meski di buku pinjaman tertera daftar nama yang meminjam uang.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Akan Jadi Vaksin Berbayar, Menkes Beri Penjelasan
Kabarnya dari 100 lebih daftar nama peminjam, banyak di antaranya yang terlibat rentenir. Alasanya aib bagi masyarakat dan aib desa, yang tidak boleh namanya dipublikasikan ke luar.
“Uang sebesar itu sekarang semua ada di masyarakat, kalau ada yang mau pinjam harus menunggu setoran terlebih dulu,” tutur Irma.
Masih kata Yossa, Andri, Dedi, Ade, ataupun Irma, sejak adanya pinjaman lunak tanpa bungan yang disiapkan kepala desa, kini bank keliling tidak terlihat berkeliaran di Desa Kawunggirang.
Baca Juga: Pembangunan 30 Ruas Tol Mayoritas Dibiayai Pihak Luar, Ketahui Daftar Tol Sudah dan Akan Beroperasi
Entah malu dengan spanduk yang dipasang di tiap tempat sebagai bentuk penolakan berkeliarannya rentenir di Desa Kawungghilir atau masyarakat juga malu untuk meminjam kembali kepada rentenir karena sudah ada pinjaman dari kepala desa.
Namun baik kepala desa, kaur kesra, Raksabumi ataupun pengelola keuangan tidak mau menjamin kalau masyarakatnya sudah benar-benar lepas dari jeratan rentenir.
Sebab menurut mereka prilaku masyarakat tidak bisa diubah secara total, sehingga kemungkinan ada yang masih meminjam tetapi sembunyi-sembunyi tidak dilakukan di wilayah desanya.