HARIAN BOGOR RAYA - Guru besar hidrogeologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana menyebut, kualitas air tidak semuanya sama. Pasalnya, sumber air yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda.
“Air yang sehat dan aman untuk dikonsumsi sangat bergantung dari sumbernya. Air yang diambil dari tanah dangkal besar peluangnya untuk tercemar aktivitas manusia. Sementara air dari akuifer dalam sifatnya murni dan memiliki kandungan mineral alami sehingga aman dan menyehatkan untuk dikonsumsi.” kata Heru Hendrayana.
Titik awal air menjadi sebuah hal yang sangat penting bagi setiap kesehatan organ tubuh manusia. Sumber atau titik awal air yang tidak baik akan memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan tidak hanya pencernaan dan stunting, tetapi juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Sementara, dokter spesialis gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr. dr. Diana Sunardi mengingatkan, kualitas air minum yang buruk bisa memicu masalah kesehatan tubuh, salah satunya gangguan sistem pencernaan, yang terparah adalah stunting.
“Sumber air yang berkualitas buruk dapat membawa berbagai masalah kesehatan, seperti diare hingga stunting. Komposisi mikrobiota antara lain dipengaruhi oleh sumber air minum,” kata Diana, dilansir dari Antara.
Diana Sunardi sekaligus Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) menjelaskan, dari berbagai riset yang dihadirkan, komposisi bakteri jahat dari air minum menjadi penyebab terjadinya berbagai kerusakan di organ tubuh manusia.
Baca Juga: Aksi Peduli Dompet Dhuafa Distribusikan Air Bersih di Sukabumi dan Bogor
“Walaupun air minum sudah direbus hingga mendidih, jika cara penanganan dan penyimpanan air tidak higienis maka kontaminasi E. coli dapat kembali terjadi,” jelas dia.