PB DDI Ungkap Fakta Perayaan Maulid Nabi Muhammad, Tidak Hanya di Indonesia

- 27 September 2023, 11:59 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. /Pixabay/Shah_Graphics-99

HARIAN BOGOR RAYA - Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Darus Dakwah wal Irsyad (PB DDI), Muhammad Suaib Tahir menyebut, Perayaan Maulid Nabi Muhammad tidak hanya dilakukan di Indonesia. Perayaan Maulid Nabi Muhammad juga dilakukan di negara-negara Arab dan Afrika Utara. Perayaan ini lazim diadakan dan banyak orang sangat menanti-nanti untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad.

Di banyak negara, perayaan Maulid Nabi Muhammad
dengan mengadakan bazar atau pasar festival yang menjual banyak kue dan camilan lokal yang hanya bisa ditemukan pada hari besar Maulid Nabi Muhammad.

"Tentunya perayaan ini tidak dimaksudkan untuk menghambur-hamburkan uang ataupun berfoya-foya. Peringatan ini justru ada nilai baik, umat Islam bisa bersilaturahmi antara sesama manusia," katanya, masih soal perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Baca Juga: Tak Disangka Polisi di Subang Ini Bisa Jadi Qori, Bripka Yayan Mulyana Hipnotis Warga di Acara Maulid Nabi

Pesan Suaib, semua bisa mengambil hikmah dari perayaan maulid. Seperti halnya peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahunnya untuk menunjukkan kecintaan terhadap tanah air. Perayaan Maulid Nabi Muhammad juga untuk menunjukkan kecintaan umat terhadap Nabi Muhammad.

Saat peringatan Maulid, dia bersyukur bahwa Nabi Muhammad telah diutus untuk memberikan petunjuk kepada jalan serta sifat yang baik dan buruk. Semua ajaran Nabi Muhammad adalah tuntunan yang baik dan patut diikuti.

"Prinsipnya, peringatan Maulid Rasulullah yang dilakukan setiap tahunnya merupakan bentuk penghormatan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad," jelas Dosen Pascasarjana PTIQ tersebut.

Baca Juga: Doa Meminta Hujan Menurut Ajaran Rasulullah SAW

Ia pun menjelaskan bahwa nilai utama dari perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. adalah mempererat silaturahmi antara satu dan yang lain, terutama bagi saudara sesama muslim.

"Penting bagi kita supaya memahami makna dan urgensi silaturahmi itu sendiri. Kalau silaturahmi antara kita sudah tidak ada, itu akan menimbulkan hal-hal yang negatif seperti individualisme. Kita jadi tidak mau lagi mengetahui apa yang dialami oleh teman kita, saudara kita, ataupun tetangga kita," kata Suaib dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad merupakan hari besar yang dinantikan bagi banyak umat Islam. Pada kesempatan ini, biasanya digelar berbagai acara dan tradisi di masjid-masjid dan beberapa rumah sebagai ajang silaturahmi dan menyampaikan kembali kisah Nabi Muhammad dan suri teladannya.

Baca Juga: Doa Turun Hujan di Masa Kekeringan Mengambil Teladan dari Rasulullah SAW

Bila rasa silaturahmi ini kuat dalam diri seseorang, menurut dia, itu bukan saja berdampak baik pada orang itu sendiri, melainkan juga kepada orang lain di sekitarnya, termasuk mereka yang tidak seiman.

"Misalnya, saya suka bersilaturahmi ke teman-teman. Tentu rasa sayang atau hormat saya itu juga lahir bukan saja kepada orang yang seiman, melainkan juga pada sesama umat manusia. Dengan memperingati maulid Nabi Muhammad, umat Islam diingatkan bahwa salah satu hal yang paling penting adalah mempererat silaturahmi antara kita dan manusia lainnya," terangnya.

Dosen Pascasarjana PTIQ Jakarta ini juga mengulas tentang beberapa kalangan yang menganggap bahwa perayaan maulid itu adalah bidah, bahkan sesat.

Baca Juga: Wamenag RI Kisahkan Saat Rasulullah SAW Selesaikan Masalah Kaum Muhajirin dan Kaum Ansar

"Argumen dari kalangan yang berpikir demikian biasanya bersumber dari riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad semasa hidupnya tidak pernah melakukan perayaan maulid," jelasnya.

Sesuatu yang baik itu, kata Suaib, bisa dilakukan walaupun tidak dicontohkan secara spesifik dalam agama. Salah satu contohnya adalah ketika mencium tangan orang tua.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x