Ini Alasannya Mengapa Film G30S PKI Tidak Tayang Lagi di TVRI

- 29 September 2023, 20:22 WIB
Film G30S PKI/Tangkap layar YouTube
Film G30S PKI/Tangkap layar YouTube /



HARIAN BOGOR RAYA - Era Orde Baru saat menjelang tanggal 1 Oktober tepatnya tanggal 30 September kita selalu disuguhkan oleh tayangan film Pengkhianatan G30S PKI serentak di Indonesia.

Film ini seakan wajib sebagai konsumsi publik dengan dalih agar peristiwa ini menjadi peringatan betapa pahitnya peristiwa tersebut dan film ini sebagai peringatan agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali.

Namun setelah mengalami kebijakan film ini tidak lagi wajib tayang, seperti diketahui film tersebut merupakan film tragedi sejarah kelam Indonesia berdasarkan versi asli film G30S PKI yang ditulis Nugroho Notosusanto dan Ismail Saleh memaparkan tragedi berdarah tersebut didalangi oleh Partai Komunis Indonesia.

Baca Juga: Catatan Sejarah Daftar Nama dan Profil 7 Korban Peristiwa G30S/PKI

Setelah 13 tahun wajib tayang kebijakan tersebut dihentikan untuk tidak lagi wajib tayang dengan beberapa opini publik yaitu sebagai propaganda masa pemerintahan rezim orde Baru, pendapat lain mengatakan kesadisan film tersebut benar adanya namun disisi lain ada juga yang meragukan apa yang terjadi sebenarnya.

Alasan Mengapa Film G30S PKI tidak Lagi Tayang


Pemutaran film ini berhenti pada tahun 1998 ini alasannya, tepat pada tanggal 30 September 1998 saat  rezim Orde Baru tumbang Departemen Penerangan memutuskan untuk tidak lagi memutar film Pengkhianatan G30S PKI dengan alasan menurut Departemen Penerangan film tersebut terlu sering ditayangkan.

Baca Juga: Apa itu G30S PKI dan Rangkuman Sejarahnya

Menurut Dirjen RTF Deppen Ishadi SK film ini sudah sering diputar dan tampak kabur, namun menurut Menteri Penerangan Muhammad Yunus Film G30S PKI sudah tidak sesuai dengan nafas reformasi.

Ada beberapa sumber lainnya selain ada dua tokoh juga berpendapat yaitu Marsekal Udara Saleh Basarah dan Menteri Pendidikan Juwono Sudarsono,  menurut Juwono agar film tersebut ditinjau ulang dan meminta kepada para sejarawan dan meninjau kembali kurikulum sejarah tingkat SMP dan SMA agar informasi siswa/i dapat berimbang.***

Editor: UG Dani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x