Konflik Israel dan Palestina Sempat Berakhir, Sejarah Awal Konflik Bikin Melek Sejarah

- 12 Oktober 2023, 21:45 WIB
Perang Israel Palestina
Perang Israel Palestina /Instagram @palestine.pixel

Pilihan Turki Utsmani Terlibat Perang Dunia 1 dan Nasib Palestina

Tentara Israel kepung Gaza dengan menjatuhkan bom dengan sasaran fasilitas sipil pada konflik Palestina Israel Senin 9 Oktober 2023 malam.
Tentara Israel kepung Gaza dengan menjatuhkan bom dengan sasaran fasilitas sipil pada konflik Palestina Israel Senin 9 Oktober 2023 malam.

Jika Turki Utsmani tak bergabung dalam Perang Dunia I guna berpihak kepada Jerman dan Austria-Hungaria, mungkin nasib Palestina akan lain. Perang Dunia I berkecamuk dari 1914 sampai 1918.

Baca Juga: Warga Palestina Terluka, Israel Lakukan Serangan Udara di Jalur Gaza

Tak ada yang tahu pasti apa yang mendasari Turki Utsmani melibatkan diri dalam Perang Dunia I, tetapi saat itu Turki Utsmani melemah dijuluki "The Sickman of Europe", terutama setelah kalah dalam Perang Balkan 1912-1913 sehingga kehilangan semua wilayahnya di Eropa.

Ada yang berpandangan keputusan Turki itu didasari upaya mempertahankan kelangsungan hidup imperium yang pernah memiliki wilayah membentang dari Eropa sampai Asia barat itu.

Kondisi Utsmani yang melemah mendorong dua kekuatan kolonial, Inggris dan Prancis, berencana membagi-bagi wilayah Utsmani.

Baca Juga: Laga Tanding FIFA Match day Indonesia-Palestina Berakhir Imbang 0-0

Dan Turki Utsmani pun terpaksa menceburkan diri dalam Perang Dunia Pertama lantaran netral hanya membuat mereka tak berdaya dikerat-kerat Inggris, Prancis dan Rusia. Dengan berpihak, Turki memiliki sekutu yang bisa memulihkan pengaruh globalnya.

Malang bagi Turki Utsmani, mereka berada di pihak yang kalah, sehingga harus menyerahkan wilayahnya kepada Inggris, Prancis dan Rusia. Upaya bagi-bagi wilayah Turki Utsmani itu sudah dirancang sebelum PD I berakhir.

Inggris dan Prancis membuat perjanjian yang mengiris wilayah Turki Utsmani di Timur Tengah sebagai protektorat mereka. Perjanjian itu dinamai "Sykes-Picot Agreement", dari nama dua diplomat Inggris dan Prancis; Mark Sykes dan Francois Georges-Picot.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah