Penting! Ketahui Dampak Polusi Udara di dalam dan Luar Ruangan

3 Mei 2023, 15:13 WIB
Ilustrasi polusi udara. /Pixabay/geralt

HARIAN BOGOR RAYA - Polusi udara di luar ruangan juga memiliki dampak besar bagi kesehatan yang dan berujung kematian. Polusi udara di luar umumnya berasal dari pembakaran aktivitas perusahaan, pertanian, konstruksi dan sebagainya.

"Polusi udara di luar ruangan turut berdampak pada 4,2 persen kematian bayi prematur di secara global pada 2019, termasuk kematian sebanyak 154 ribu anak-anak usia di bawah lima tahun," ujar Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M. Biomed.

Menyikapi kondisi polusi udara itu, menurut Taufiq, langkah sederhana yang bisa dilakukan membuka jendela dan ventilasi rumah agar tidak ada asap yang terkumpul di dalam rumah hasil dari aktivitas memasak.

Baca Juga: Cermati Saat Anda Beraktivitas Memasak Di dalam Rumah, Polusi Udara Berdampak Bagi Kesehatan Anak

"Membuka semua jendela dan pintu ketika memasak dan menjauhkan anak-anak dari sumber asap," jelasnya, masih terkait polusi udara.

Sedangkan untuk polusi udara di luar rumah, lanjut dia, langkah strategis yang dapat diterapkan adalah mengganti perangkat teknologi dengan sumber tenaga surya.

Ia juga mengatakan kondisi polusi udara di dalam ruangan memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan anak-anak dan bahkan dapat berujung pada kematian.

Baca Juga: Tips Bagi Orangtua, Ketahui Seperti Apa Konsumsi Gula yang Aman Bagi Anak-anak

Salah satu penyebab polusi dalam ruangan adalah hasil dari aktivitas memasak di dalam rumah yang tidak mendapatkan dukungan akses udara yang bersih, dan terbukti menjadi penyebab paparan polusi bagi sebanyak 2,4 juta anak-anak di seluruh dunia tahun 2020.

"Polusi di dalam ruangan bersumber dari produk memasak menggunakan kerosin di rumah yang tidak memiliki ventilasi dengan baik," ungkap Taufiq saat sesi diskusi virtual mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan anak-anak di Jakarta, Selasa.

Salah satu material bahan bakar kerosin yang lazim digunakan dalam aktivitas memasak adalah minyak tanah, sedangkan bahan bakar padat lainnya adalah batubara, arang, dan kayu bakar.

Baca Juga: Deretan Rekomendasi THR untuk Anak-anak, Tidak Harus dalam Bentuk Uang

Taufiq mengatakan bahwa kondisi tersebut mesti diwaspadai karena data dari UNICEF menyebutkan hal tersebut berkontribusi terhadap sebanyak 3,2 juta kematian bayi prematur tahun 2019.

"Ini kelihatannya sepele, memasak lalu asapnya terperangkap di dalam rumah, kemudian terhirup oleh bayi dan berisiko terjadi kematian dengan komplikasi saluran pernapasan dan sebagainya," imbuhnya.

Indoor air pollution atau polusi udara imbas dari aktivitas pembakaran di dalam rumah, lanjutnya, juga menjadi penyebab dari 237 ribu angka kematian anak-anak di bawah usia lima tahun.

Baca Juga: Polres Bogor Berikan Paket Sembako Untuk Warga Kurang Mampu dan Anak-anak Yatim-piatu

"Apalagi di Indonesia masih heterogen, ada area di satu provinsi misalnya ada rumah-rumah yang didesain tidak memiliki ventilasi yang baik. Ini cukup berbahaya, mesti diwaspadai," tambahnya.***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler