Dokter Blak-blakan Soal Residu Asap Rokok Hingga Efek Buruk Rokok Puluhan Tahun Ke Depan

31 Mei 2023, 16:31 WIB
Ilustrasi: Asap rokok /Pixabay/Free-Photos

HARIAN BOGOR RAYA - Residu asap rokok tertempel di permukaan baju, sofa, dan benda-benda lainnya alias third-hand smoke, termasuk berbahaya.

"Risiko perokok aktif mengalami kanker paru adalah 13,6 kali lipat dibandingkan yang tidak merokok, sedangkan perokok pasif risikonya adalah empat kali lipat," tutur Dokter spesialis paru dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-RSUP Persahabatan, dr Sita Laksmi Andarini, masih terkait asap rokok.

Masih terkait asap rokok, ia menganjurkan berhenti kebiasaan merokok yang menjadi bagian dari upaya pencegahan kanker paru.

Baca Juga: Hubungan Erat Persoalan Sampah Puntung Rokok dan Konsumsi Rokok yang Tinggi

"Memang ini adalah masalah yang sangat berat. Ada klinik berhenti merokok, tapi tetap susah. Sehingga memang motivasinya harus dari diri sendiri, karena buktinya, saat puasa saja bisa berhenti merokok selama 12 jam," ujar Sita.

Tambahnya, efek buruk rokok terasa pada waktu 10 hingga 20 tahun ke depan.

"Efeknya tidak dirasakan sekarang, tapi dirasakan 10 hingga 20 tahun ke depan," kata Sita yang merupakan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Dokter Beberkan Berbagai Paparan Alergen Udara Pencetus Asma, Selain Asap Rokok

Sita menjelaskan, tembakau yang ada dalam rokok berbahaya sebab mengandung nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik atau memicu kanker.

"Nikotin masuk (ke tubuh), dihisap, masuk ke dalam peredaran darah dan masuk ke otak, di situ, ada reseptor, kemudian meningkatkan dopamin. Kalau dopamin naik, orang yang merokok merasa enak, nyaman, bisa tidur. Begitu dopamin turun, langsung dia gelisah, marah-marah," jelas Sita.

"Makanya orang merokok itu susah berhenti karena ketergantungan nikotin," imbuh dia.

Baca Juga: Fakta Lebih dari Lima Puluh Persen Iklan Rokok Ada di Lingkungan Sekolah

Sita juga mengatakan, asap rokok mengandung 4.000 zat kimia, dengan 60 di antaranya merupakan karsinogenik. Oleh karena itu, orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru atau meninggalkan akibat kanker tersebut, dibandingkan orang yang tidak merokok.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) tahun 2021, kanker paru merupakan jenis kanker terbanyak ketiga dan penyebab nomor satu kematian akibat kanker.

Selain membahayakan perokok aktif, Sita mengingatkan asap rokok juga berbahaya bagi orang lain, baik yang sengaja maupun tidak sengaja menghirupnya. Asap rokok tersebut dikenal dengan istilah secondhand smoke (SHS).***

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler