Penggemar Kebiasaan Hanya Duduk dan Rebahan, Simak Hasil Studi Dampak Negatif Hanya Duduk dan Rebahan

- 28 Januari 2023, 13:54 WIB
Ilustrasi Duduk - Bukan hanya fisik, terlalu lama duduk bisa membahayakan kesehatan mental.
Ilustrasi Duduk - Bukan hanya fisik, terlalu lama duduk bisa membahayakan kesehatan mental. /Foto: StartupStockPhotos/Pixabay /

HARIAN BOGOR RAYA - John Mitchell, penulis utama studi yang diterbitkan di Journal of Epidemiology and Community Health, menjelaskan terkait dampak negatif dari kebiasaan hanya duduk dan tiduran atau rebahan.

Dampak negatif pada duduk dan rebahan alias tiduran, adalah pada daya ingat.

"Meskipun perbedaannya kecil, temuan ini menunjukkan bagaimana perubahan kecil dalam tingkat aktivitas fisik dapat memengaruhi kesehatan, termasuk kesehatan otak," ujarnya terkait kebiasaan hanya duduk dan tiduran atau rebahan.

Baca Juga: Muspika Gunung Putri Selenggarakan Gebyar UMKM dan Pertunjukan Seni Hiburan Masyarakat

Mitchell memakai data dari British Cohort Study tahun 1970, studi berkelanjutan yang melacak kesehatan kelompok orang yang lahir pada 1970.

Sebagaimana dilansir dari PMJ News pada Sabtu, 28 Januari 2023, studi ini didasarkan data dari hampir 4.500 orang yang ditindaklanjuti sejak 2016 sampai dengan 2018.

Peserta penelitian memberikan informasi mengenai kesehatan, latar belakang, dan gaya hidup. Peserta menggunakan pelacak aktivitas setidaknya 10 jam berturut-turut selama sehari hingga tujuh hari, bahkan saat tidur dan mandi.

Baca Juga: Simak 5 Manfaat Buah Nanas Bagi Kesehatan, Terutama Perempuan

Selama penelitian, peserta menjalani serangkaian tes yang menilai kemampuan mereka dalam memproses dan mengingat informasi.

Setiap hari peserta berolahraga sedang atau intens selama 51 menit. Mereka juga melakukan aktivitas ringan seperti berjalan lambat selama sekitar enam jam.

Selain itu, sekitar sembilan jam mereka berperilaku menetap, yakni hanya duduk atau rebahan/berbaring. Mereka rata-rata tidur selama delapan jam.

Baca Juga: LINK NONTON Semifinal Indonesia Masters 2023, Hari Ini 28 Januari 2023: Jojo, Chico dan Leo/Daniel Incar Final

"Aktivitas sedang hingga intens dalam penelitian ini dianggap sebagai sesuatu yang membuat jantung berdegup lebih kencang atau membuat seseorang merasa tubuhnya lebih panas," ujar Mitchell.

Setelah menganalisis data aktivitas peserta, para peneliti menemukan bahwa peserta yang melewatkan latihan demi delapan menit perilaku menetap mengalami penurunan satu hingga dua persen dalam skor kognisi mereka.

Para peneliti juga melihat penurunan serupa dalam kinerja kognitif ketika orang mengganti olahraga berat dengan enam menit aktivitas fisik ringan atau tujuh menit tidur.

Baca Juga: Ahli dari Universitas Peking Beberkan Berbalik Arahnya Rotasi Bumi

Selain itu, mengganti duduk atau rebahan dengan sembilan menit olahraga berat dikaitkan dengan lebih dari satu persen peningkatan skor kognisi.

Department of Health and Human Services di Amerika Serikat pun merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang hingga intens pada setiap pekan ditambah dua hari latihan penguatan otot.

"Hubungan antara lebih banyak olahraga dan kinerja otak yang lebih baik masih belum jelas, tetapi kemungkinan hasil dari cara kerja sistem kardiovaskular tubuh," kata Aviroop Biswas, ilmuwan rekanan di Institute for Work & Health di Toronto, Kanada.

Baca Juga: Kenali SZA, Penyanyi Amerika Serikat Ramai Diperbincangkan Publik Karena Diduga dari Gresik

Menurut Biswas, ketika tubuh bergerak aktif, pada dasarnya Anda tengah meningkatkan kekuatan jantung.

Kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh juga akan membaik, terutama ke salah satu organ terpenting, yakni otak. Hal ini pun akan berdampak positif terhadap daya ingat dan kemampuan berpikir.***

Editor: Maryam Purwoningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x