Fakta Pasien Dengan Diagnosis Gagal Jantung

- 31 Juli 2023, 13:24 WIB
Ilustrasi gagal jantung.
Ilustrasi gagal jantung. /AFP

HARIAN BOGOR RAYA - Soal fakta banyak pasien dengan diagnosis salah satu atau ketiga faktor risiko itu tidak dirujuk untuk juga memeriksa ke dokter spesialis jantung, dikhawatirkan pasien gagal jantung terlambat ditangani.

“Kalau yang sudah terdiagnosis gagal jantung, pasien itu harus kita tangani dengan cepat, jadi tidak istilahnya kalau misalnya kanker sudah stadium empat baru diobati, mau berbuat apa lagi? Sudah tidak bisa diatasi,” ujar Ketua Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr Siti Elkana Nauli.

“Namun kalau kita atasi sedini mungkin, hasilnya akan lebih baik,” tambahnya, soal gagal jantung.

Baca Juga: Ahli Tanggapi Hasil Penemuan Obat Gagal Jantung

Ia pun menyebut, pentingnya deteksi dini penyakit gagal jantung yang ternyata paling banyak menyerang usia produktif atau usia kerja.

Kardiolog yang akrab disapa dr Nauli itu menyebut, di negara-negara Asia termasuk Indonesia, penyakit gagal jantung paling banyak menyerang usia 45 tahun ke atas. Sedangkan di Amerika dan Eropa, gagal jantung baru dialami pada rata-rata usia 65 tahun ke atas.

“Nah, di sinilah pentingnya skrining sedini mungkin, untuk tiga faktor risiko yang kita punya, karena tiga faktor risiko ini rata-rata tidak datang langsung ke kardiolog atau dokter spesialis jantung,” kata dia, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Ketahui Beberapa Tahap Pemeriksaan Kondisi Gagal Jantung

Tiga faktor risiko yang ia maksud adalah hipertensi, diabetes, dan jantung koroner. Ketiga penyakit tersebut merupakan faktor utama yang memiliki potensi tinggi untuk terhubung pada penyakit gagal jantung.

Halaman:

Editor: Maryam Purwoningrum

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x