HARIAN BOGOR RAYA - Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan upaya dari potensi kasus demam berdarah karena ada bahaya dari cuaca panas dan terik akhir-akhir ini.
Salah satu upaya dari potensi demam berdarah itu adalah mewujudkan surveilans dengue secara data seketika (realtime), melalui pengembangan SIARVI (Sistem Informasi Arbosirosis). Juga bentuk Tim Gerak Cepat dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan sistem kewaspadaan dini KLB.
Masij terkait demam berdarah, lalu, jajaran Kemekes bertindak melakukan diseminasi dan sistem kewaspadaan dini KLB. Pihaknya mendorong partisipasi masyarakat untuk gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dan revitalisasi kelompok kerja operasional (POKJANAL).
Baca Juga: Waspada DBD, Ratusan Pasien Demam Berdarah Berdatangan di RSUD Bogor
Pihak Kemenkes pun menjalankan manajemen program, kemitraan dan komitmen pemerintah, Kementerian Kesehatan melakukan penyusunan RPM Penanggulangan dengue. Juga mengajak pemerintah daerah untuk membuat peraturan tentang pencegahan dan pengendalian dengue.
Lalu, terkait pengembangan kajian, penelitian dan inovasi, pemerintah mengembangkan sebuah teknologi Wolbachia yang sudah dikembangkan setidaknya di lima kota seperti Semarang, Bontang, Kupang, Bandung dan Jakarta Barat.
“Memang beberapa kegiatan ini tidak bisa kita lakukan sendiri-sendiri. Kita semua harus bersama-sama mengatasi penyakit dengue,” ujarnya.
Baca Juga: Komitmen Pemerintah Kendalikan Demam Berdarah Dengue Saat Musim Hujan
Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri kini tengah menyoroti bahaya cuaca panas dan terik beberapa hari terakhir. Pasalnya, ada potensi yang membuat jumlah kasus dengue (demam berdarah) meningkat dalam masyarakat.